1. Green Canyon
Green Canyon, rasanya tempat ini sudah menjadi aset
wisata nasional. Betapa tidak, pada hari libur tempat ini padat dikunjungi.
Jangan ditanya, kalau pada hari libur panjang atau libur lebaran, pengunjung
yang antri tiket bisa mencapai nomor urut ratusan. Boleh dibilang, ikon
pariwisata Pangandaran selain pantainya itu sendiri, juga obyek wisata Green
Canyon. Kata orang Green Canyon kagak ada matinye.
Obyek wisata Green Canyon berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang. Jalan menuju
kesana adalah dengan mengikuti jalan utama dari Pangandaran menuju Cijulang.
Selanjutnya rambu – rambu petunjuk arah tersedia di beberapa tempat strategis
sehingga tidak perlu khawatir tersasar. Jalan raya yang melewati Green Canyon
ini adalah jalan raya provinsi yang melintas pantai Selatan Jawa Barat. Tiba di
lokasi dapat memilih tempat parkir, tetapi bila masih tersedia sebaiknya di
lapangan parkir. Warung minuman dan rumah makan banyak tersedia.
Sebenarnya
nama asli obyek wisata ini adalah Cukang Taneuh (Jembatan Tanah). Dinamakan
demikian karena di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat sebuah jembatan
dari tanah yang digunakan oleh para petani setempat untuk menuju kebun mereka. Tetapi semenjak ditemukan oleh orang
bule dan diberi nama Green Canyon, nama itu kemudian menjadi lebih popular.
Keunikan sungai yang mengalir di Green Canyon ini adalah
airnya yang berwarna hijau tosca. Di tepi sungai,
rimbunnya pepohonan menambah hijaunya suasana. Sungai ini mengalir menembus gua
yang dilingkupi keindahan stalaktit dan stalagmit. Kita berperahu
mengikuti aliran sungai kemudian akan memasuki celah dinding tebing. Seakan –
akan kita akan memasuki dunia baru seperti di film Hollywood. Kita dibuat
takjub oleh keindahan alam yang unik, cantik dan entah kata – kata apalagi yang
harus diucap. Pendek kata rasanya hari itu kita dibuat lepas oleh berbagai
persoalan pikiran oleh pemandangan yang memikat itu.
Di Green
Canyon, berbagai aktivitas wisata yang dapat Anda lakukan adalah berperahu,
berenang, dan body rafting. Apapun aktivitasnya, sudah pasti akan basah – basahan.
Oleh karena itu harus menyiapkan baju salin di darat dan tidak kalah pentingnya
bila membawa kamera harus yang anti air atau menggunakan cover khusus.
2.
Citumang
Citumang menawarkan wisata alam yang sejenis dengan Green
Canyon. Mungkin untuk uji adreanalin, Citumang lebih menantang dibandingkan
dengan Green Canyon. Yang jelas tidak ada salahnya mencoba keduanya bila ada
waktu. Obyek wisata ini terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi. Sedangkan
statusnya berada dalam wilayah kehutanan yang dikelola oleh Perhutani di dalam
wilayah RPH
Cisaladah, BKPH Pangandaran, KPH Ciamis.
Perjalanan menuju obyek wisata Citumang adalah dengan
mengikuti jalan raya dari Pangandaran menuju Parigi, yang letaknya sebelum Cijulang.
Di sisi kanan jalan dari arah Pangandarn terdapat papan petunjuk arah ke
Citumang. Tepatnya setelah SPBU atau berjarak sekitar 15 km dari Pangandaran.
Selain jalan tersebut, bila kita terlewat masih ada lagi jalan masuk ke
Citumang, keduanya sama saja.
Sumber foto : http://log.viva.co.id/news/read/744384-terpesona-objek-wisata-alam-citumang-pangandaran
Sumber foto : http://log.viva.co.id/news/read/744384-terpesona-objek-wisata-alam-citumang-pangandaran
Seterusnya kita berada di jalan desa yang lumayan sempit,
melewati perkampungan, tanah pertanian dan semak belukar. Pemandangan di tengah
perjalanan cukup indah, tidak ada salahnya kita mengambil gambar di beberapa
spot. Akhirnya setelah hampir sejam karena jalan yang buruk kita sampai di
ujung jalan (buntu). Tempat parkir khusus kendaraan masih sederhana. Kita bisa
bertanya kepada masyarakat setempat atau dapat memanfaatkan guide bila ingin
lebih pasti. Selanjutnya kita berjalan ke arah jembatan. Jarak jalan setapak
dari lokasi parkir ke curug citumang kurang lebih 800m dengan jalan kaki. Melintasi
ladang, bukit2 kecil, untuk mencapai lokasi. Setibanya di air terjun, kita bisa
renang, lompat indah dari akar-akar pohon yang tumbuh di langit-langit goa
setinggi 5 meter. Air disini sangatlah segar, tapi harus hati-hati karena batu-batunya
lumayan licin.
Pilihan lain adalah kita mengikuti paket wisata body
rafting yang ditawarkan beberapa agen wisata. Dengan mengikuti paket tersebut
kita akan lebih terarah mengunjungi spot – spot penting di wilayah Citumang
seperti melihat pepohonan yang besar, bebatuan tua yang memiliki stalaknit
berwarna – warni dan air yang bening yang keluar dari bawah tanah (sumber air).
Paket wisata tersebut dikelola bersama oleh perum Perhutani, desa, pemda,
kompepar dan karang taruna.
3. Desa Wisata Selasari
Salah
satu destinasi wisata unik di Pangandaran adalah Desa Wisata Selasari yang terletak
di Kecamatan Parigi. Akses masuknya adalah dari Pangandaran ke arah Parigi
hingga pasar Cibenda. Selanjutnya dari pasar Cibenda perjalanan langsung ke
arah Desa Selasari. Desa wisata ini baru diresmikan oleh Bupati Pangandaran
pada awal 2014, merupakan tempat yang sarat dengan spot wisata menarik. Spot
wisata utama yang ada di desa ini adalah beberapa goa dan Sungai Santirah.
Berkunjung ke Desa Selasari, mungkin tidak terasa butuh lebih dari 1 hari.
Goa yang
terdapat di Desa Selasari berjumlah 8 yaitu Goa Sutra Reregan, Goa Panggung,
Goa Peteng, Goa Panjang, Goa Parat, Goa Lanang, Goa Gede dan Goa Citalun.
Kondisi goa-goa ini masih alami dan terdapat kawanan kelelawar. Goa Sutra
Reregan adalah yang paling besar. Goa –
goa lainnya dapat dimasuki dengan pemandangan stalagtit dan stalagmit.
Goa Sutra Reregan
Sumber foto : http://www.beachpangandaran.com/2014/03/wisata-goa-sutra-reregan.html
Goa Panggung
Sumber foto : https://sportourism.id/adventure-travel/gua-panggung-hunian-manusia-pangandaran-di-zaman-prasejarah
Sungai Santirah
yang relatif lebar dan tidak begitu deras cocok untuk wisata sungai seperti
body rafting dan river tubing. Wisata Sungai Santirah tidak kalah seru dengan
di Green Canyon dan Citumang, bahkan dalam beberapa hal mempunyai kelebihan. Ketika
kita mengarungi sungai dengan ban (tentunya dilengkapi dengan helm dan life
jacket) kita akan dibuat takjub dengan keindahan dinding-dinding tebing dan
hutan belukarnya yang alami. Belum lagi kita jumpai beberapa curug yang
menyembur dari tebing. Bukan main indahnya...
Sumber foto : http://www.cakrawala.web.id/2017/02/santirah-kabupaten-pangandaran.html
Sumber foto : http://touristama.com/blog-touristama/
Sumber foto : https://www.tripadvisor.co.id/LocationPhotoDirectLink-g1137814-d6867248-i137115860-Santirah_River-Pangandaran_West_Java_Java.html
Kita
seperti dibawa ke dunia baru bak di film Jurassic Park. Tebing yang tinggi,
hutan yang asri, air terjun dan sesekali masuk terowongan goa. Nah, ini yang
seru, ketika sampai di beberapa titik, ya lebih dari satu, kita seperti
“dipaksa” melompat dari ketinggian tertentu. Seru kan..... cihuii....
byuurrr.....Tak terasa bisa seharian kita menikmati keindahan Sungai Santirah.
Oya,
satu lagi, di Desa Selasari konon kabarnya terdapat beberapa situs budaya dan
berbau sejarah. Memang belum dibuktikan secara ilmiah, tetapi oleh penduduk
setempat dianggap sakral.
4. Batu Mandi
Nama batu mandi merupakan nama yang dinisbahkan pada
gugusan batu yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai tempat persemayaman Ratu
Pantai Selatan. Tidak heran setiap tahun dilakukan ritual pesta laut. Letak batu mandi berada di sebelah Barat pangandaran kurang lebih 3 km dari pantai pasir putih. Batu ini terkenal dengan nama batu
perbatasan lautan lepas.
Sumber foto : http://pantaiku-ini.blogspot.co.id/2012/05/lokasi-pantai-batu-mandi.html
Sumber foto : http://www.mypangandaran.com/dailyphoto/detail/312/batu-mandi.html
Sumber foto : http://pantaiku-ini.blogspot.co.id/2012/05/lokasi-pantai-batu-mandi.html
Sumber foto : http://www.mypangandaran.com/dailyphoto/detail/312/batu-mandi.html
Untuk mencapai lokasi Batu Mandi bisa dengan menggunakan
perahu wisata di Pantai Barat Pangandaran atau jalan kaki masuk ke areal Cagar
Alam Pananjung. Selain pemandangan indah, pantai Batu Mandi juga bagus buat
Surfing karena memiliki gelombang yang indah. Tetapi harus extra hati-hati
karena dasar pantainya berupa karang dan banyak karang-karang tajam, hanya
untuk yang profesional dan sudah terbiasa main surfing di lokasi Batu Mandi.
5. Terowongan kereta api Cikacepit
Jalur kereta api di wilayah Priangan Timur terbatas hanya
jalur utama dari Bandung – Banjar saja. Padahal sebenarnya terdapat banyak
jalur kereta api yang menjangkau daerah – daerah tertentu, salah satunya adalah
Banjar – Cijulang. Jalur kereta yang dibangun sejak jaman penjajahan Belanda
sekitar tahun 1920an sempat digunakan sebagai sarana transportasi kereta api
hingga tahun 1980-an. Sayang sekali padahal jalur tersebut banyak menyajikan
panorama indah berupa pegunungan dan pantai. Setelah tidak lagi digunakan jalan
kereta yang ada perlahan terkubur atau hilang diambil.
Sumber foto : http://pemudakertajaya.blogspot.co.id/2015/01/ka-banjar-pangandaran-akan-di-hidupkan.html

Meskipun jalur kereta api tersebut sudah tidak lagi
digunakan (tetapi sudah direncanakan direvitalisasi), tetapi ada beberapa
peninggalan yang menjadi daya tarik tersendiri dan layak untuk menjadi spot
wisata. Peninggalan menarik tersebut adalah terowongan dan jembatan rel kereta
api. Terowongan kereta api berada di atas bukit sedangkan jembatan kereta api menghubungkan
antar bukit. Terowongan rel kereta api di jalur ini terdapat 4 yaitu
Terowongan Batulawang (± 281,5 meter), Terowongan Hendrik (± 105 meter),
Terowongan Juliana (± 147,70 meter) dan Terowongan Sumber atau Wilhelmina (± 1.116,10
meter). Terowongan Wilhelmina merupakan terowongan kereta api terpanjang di
Indonesia. Selain terowongan terpanjang, jalur ini juga terdapat jembatan
kereta api terpanjang di Indonseia yaitu jembatan Cikacepit dengan panjang ±
290 meter (sumber Wlkipedia ).
Jembatan Cipambokongan
Terowongan Cikacepit
Khsuus jalur terowongan Wilhelmina urutan sarananya
adalah Jembatan
Cikacepit-Terowongan
Wihelmina-jembatan
Cipambokongan. Ketiga tempat berada dalam satu
kampung yakni kampung Cimandala, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang. Terowongan dan jembatan Cikacepit lokasinya
dekat dengan jalan raya Kalipucang yakni sekitar 100 meter dari jalan raya di sisi kiri. Terowongan Cikacepit ini
memiliki panjang sekitar 105 meter dan sekarang dipakai sebagai akses jalan bagi warga
kampung Cimandala. Persis setelah melewati terowongan, di ujung kita akan menemui jembatan Cikacepit yang sangat
mengagumkan. Sebuah mahakarya konstruksi dimana jembatan ini seolah-olah
melayang di udara dan tanpa pelindung di kiri kanan jembatan. Bayangkan
seandainya kita dengan kereta api melewati jembatan ini ada sensasi tersendiri.
Dengan ketinggian di atas 100 meter dari permukaan tanah dan berdiri hanya
dengan tiang-tiang besi sebagai penyangganya, pasti akan membuat adreanalin kita naik.
Jembatan Cikacepit
Terowongan Wilhelmina
Dari jembatan Cikacepit perjalanan selanjutnya adalah terowongan Wihelmina yang berjarak 1,5 km dari jembatan
Cikacepit. Perjalanan ini lumayan sulit karena jalannya menanjak berbatu dan pada saat habis hujan kondisi jalanan basah becek. Namun saat
sampai di tempat tujuan kita akan tertegun dengan terowongan panjang ini.
Sedemikan panjangnya jika dilihat dari salah satu ujung terowongan, ujung
terowongan lainnya tampak seperti satu titik terang. Sayangnya terowongan ini
tidak terpelihara karena terdapat rembesan air menetes dari bagian atap dan
dinding terowongan. Rembesan air itu akhirnya menggenang dan bercampur dengan
lumut di dasar terowongan. Sedangkan kondisi rel baik yang ada di jembatan maupun di darat sebagian besar raib, mungkin dicuri sebagai besi rongsokan.
Bandara Nusawiru dikelola oleh UPT Dinas Perhubungan dan dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Bandara yang menjadi kebanggaan masyrakat
Pangandaran berlokasi di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang. Akses masuk ke
bandara ini sangat mudah. Apabila kita sampai di Kecamatan Cijulang, maka kita
akan mencapai bundaran kecamatan dan plang petunjuk arah bandara sudah
terpampang di bagian atas jalan. Selanjutnya kita tinggal mengikut arah jalan
menuju bandara sejauh 3 km.
6. Pelabuhan Majingkrak dan Kalipucang
Masyarakat Pangandaran yang hendak ke Cilacap dapat
menempuh jalan darat dan jalan laut. Bila hendak menempuh jalan darat, akses ke
perbatasan Jawa Tengah adalah melalui Kalipucang. Terdapat 2 akses jalan menuju
perbatasan tersebut dan sudah terdapat papan petunjuk arah. Sedangkan bila
hendak melalui laut adalah dengan kapal laut
yang berangkat dari Pelabuhan Majingklak dan dermaga Sentolo.
Majingklak merupakan nama dusun di Desa Pamotan, Kecamatan
Kalipucang. Pelabuhan Majingklak berada persis di bibir sungai Citanduy. Fungsi
dermaga ini sebagai tempat bersandar perahu nelayan dan kapal-kapal tradisional
milik warga. Kapal-kapal tersebut biasanya bersadar di dermaga untuk
menyeberangkan penduduk melewati aliran sungai Citanduy menuju Kecamatan
Kampung Laut di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, atau sebaliknya. Pelayanan
penyeberangan biasanya dimulai dari jam 8 pagi hingga sekitar jam 4 sore.
Pemandangan sekitar jalan menuju Majingklak lumayan indah. Di pinggir sungai
Citanduy kita bisa istirahat menikmati aliran sungai yang tenang. Banyak orang memanfaatkan tepian sungai ini
untuk bersantai atau memancing.
Dermaga Majingklak terhubung oleh sungai menuju Segara
Anakan, sebuah laguna luas yang merupakan ekosistem bakau, yang manjadi muara
sejumlah sungai, baik dari Jawa Barat maupun Jawa Tengah. Pada tahun 2000an,
Dermaga Majingklak masih mampu menampung kapal besar yang berlabuh. Namun,
karena kondisi perairan dermaga yang semakin dangkal, kapal-kapal besar yang
dulu pernah singgah di pelabuhan Majingklak tak lagi berani berlabuh.
Pelabuhan Majingklak
Selain mereka yang hendak menyeberang, orang-orang banyak
datang ke Majingklak untuk memancing di Sungai Citanduy atau ke aliran Sungai
Segara Anakan, dengan menyewa kapal compreng untuk sehari penuh. Jika suatu
saat pelabuhan Majingklak akan dipergunakan kembali untuk berlabuh kapal-kapal
besar harus dilakukan pengerukan kali Citanduy dan akan memakan biaya yang
tidak sedikit.
Dermaga Sentolo, Kalipucang
Satu lagi dermaga penyeberangan antar provinsi yakni
Dermaga Sentolo, yang berlokasi tak jauh dari terminal dan pasar Kalipucang. Dermaga
ini lebih dahulu hadir di Kalipucang sebelum Majingklak. Namun karena
sedimentasi sungai Citanduy, Pemprov Jawa Barat memindahkan dermaga
penyeberangan ke Majingklak. Sayangnya, dermaga Majingklak juga menghadapi
masalah serupa yaitu sedimentasi sungai yang semakin meluas.
7. Bandara Nusawiru
Kabupaten Pangandaran bolehlah berbangga dengan fasilitas
perhubungan yang dimiliki. Selain memiliki pelabuhan untuk transportasi laut
dan terminal bis, Pangandaran juga memiliki bandara. Meskipun saat ini masih
kelas perintis, tetapi keberadaan bandara Nusawiru menopang industri pariwisata
yang ada. Tercatat saat ini baru ada maskapai Susi Air dengan pesawat kecil berkapasitas
10 orang, dengan tujuan Pangandaran – Jakarta. Rencana akan dibuka jurusan Pangandaran
– Bandung dan Pangandaran – Cilacap.
8. Curug Bojong
Kawasan wisata Pangandaran dikenal dengan wisata pantai. Padahal di wilayah
Pangandaran terdapat curug atau air
terjun yang
dapat menjadi tempat wisata alternatif. Curug Bojong adalah salah satu curug indah di
wilayah Pangandaran. Lokasi Curug
Bojong terletak di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran. Untuk sampai ke lokasi tersebut tidak sulit. Apabila datang dari
arah Ciamis, maka akses ke curug adalah setelah melewati SPBU Babakan
Pangandarn atau kurang lebih 1 km sebelum bundaran Pangandaran. Di seberang
depan jalan masuk terdapat penunjuk arah di papan kecil dengan tulisan Curug
Bojong.
Jalan masuk ke dalam sudah berlapis aspal cukup baik.
Tetapi itu hanya sebentar karena kemudian berganti menjadi jalan desa berlapis
semen. Setelah itu kemudian jalan tanah sedikit hingga tempat parkir mobil.
Total jarak dari simpang jalan masuk hingga tempat parkir mobil sekitar 5 km. Kendaraan motor masih bisa terus hingga tempat
parkir motor yang berada di pintu masuk ke lokasi wisata curug. Sedangkan untuk
yang membawa mobil harus jalan kaki sekitar 800 m hingga pintu masuk tersebut
dengan kondisi jalan bergelombang naik turun, lumayan olah raga jalan kaki.
Kondisi sekitarnya adalah hutan yang lumayan lebat. Disini sebenarnya masih
terdapat babi hutan dan kera tetapi agak jauh dari trek yang dilalui
pengunjung.
Tempat parkir motor sekaligus juga tempat istirahat
lumayan nyaman. Kawasan wana wisata Curug Bojong adalah berada dalam wilayah
Perhutani tepatnya di dalam RPH Pangandaran BKPH Pangandaran KPH Ciamis. Selanjutnya kita masuk melalui jembatan pendek dan
menyusuri jalan tanah sekitar 100 m hingga bertemu sungai. Letak curug di
seberang sungai dan sudah terlihat bagian curug dari tempat sebelum
menyeberang. Sungai yang akan diseberangi adalah sungai Cibojong dan akan
bertemu sungai Cisawangan. Sungai dengan lebar sekitar 4 meter ini
memiliki kedalaman pada kondisi normal
antara 50 cm - 1 m.
Akhirnya sampailah kita di lokasi curug. Cukup membuat
takjub karena bentuk curug yang berbentuk bongkahan batu. Tinggi curug sekitar
30 m dan aliran air terpecah jatuh merata ke dinding batu. Apabila dari
pandangan depan, aliran air yang paling deras adalah sebelah kanan. Air terjun
ke kolam atas terlebih dahulu dengan kedalaman kolam sekitar 1 m, lalu kemudian
mengalir dan jatuh di kolam kedua. Air curug Bojong masih sangat jernih dan
sejuk. Sangat cocok kalo untuk bermain - main. Meskipun bagian dasar curug
tidak terlalu dalam tetapi tetap harus hati - hati mengingat aliran air yang
lumayan deras. Selanjutnya nikmati keindahan pemandangan curug dan segarnya air
curug.
9. Curug Bilik
Dibandingkan dengan curug lainnya
Curug Bilik adalah yang paling mudah dijangkau karena langsung berada di bawah
jembatan jalan umum. Dari sisi jalan kita juga sudah dapat menikmati
pemandangannya. Hanya sayang karena dekat dengan pemukiman kejernihan airnya
kurang bagus.
Lokasi Curug Bilik berada di Desa
Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran. Untuk mencapai lokasi
tersebut dapat melalui 3 jalur yaitu jalur Salopa, jalur Pamarican dan jalur
Cineam. Jalur Salopa – Langkaplancar memakan waktu 1,5 jam sedangkan jalur
Pamarican – Langkaplancar sekitar 2 jam, meskipun demikian kedua jalur tersebut
kondisi jalan aspalnya relatif baik. Sedangkan jalur Cineam – Langkaplancar
dapat ditempuh dalam waktu 45 menit. Hanya saja jalannya relatif buruk dan
setelah berada di Kecamatan Cineam sudah bagus. Pada musim hujan tidak dapat
dilewati oleh kendaraan roda 4 standar, harus yang memiliki spesifikasi off-road.
Dinamakan Curug Bilik kemungkinan
karena bentuk aliran air yang jatuh pada batuan seperti bentuk gubuk (bilik :
bahasa sunda). Keunikan tersebut apabila kita melihat dari jarak dekat.
Sebenarnya susunan batu – batu besar yang mengarahkan aliran air curug menjadi
berbelok memberikan pemandangan yang cukup indah. Tetapi karena sampah domestik
dan lumpur sekitar tempat jatuhnya curug akan memberikan kesan jorok. Meskipun
demikian cukup banyak anak – anak yang bermain – main di curug dan sekitarnya.
10. Curug Jojogan
Curug
Jojogan memang belum setenar tempat wisata di Pangandaran. Namun bagi sebagian
penyuka traveling, curug ini mulai dilirik karena masih alami dan bentuk
curugnya yang cukup indah. Posisi Curug Jojogan satu wilayah dengan Sungai
Santirah yang terkenal itu. Bila diurutkan aliran airnya, maka posisi paling
atas adalah Sungai Santirah, Curug Jojogan dan terakhir di Citumang.
Lokasi
Curug Jojogan adalah searah dengan jalan ke Desa Selasari. Selanjutnya dari
Desa Selasari terus menuju Dusun Gunung Tiga. Curug ini memang masuk dalam Desa
Selasari, Dusun Gunung Tiga. Jangan takut kesasar, pertama penduduk di desa ini
sudah terbiasa kedatangan wisatawan sehingga bisa memberikan petunjuk arah
lokasi yang kita tanya. Kedua petunjuk jalan menuju Curug Jojogan ada di
beberapa simpang yang mengarah ke
lokasi.
Sumber foto : http://hotelpangandaran1.blogspot.co.id/2017/01/wisata-alam-jojogan-pangandaran.html
Sumber foto : http://hotelpangandaran1.blogspot.co.id/2017/01/wisata-alam-jojogan-pangandaran.html
Curug
Jojogan ini sudah mulai banyak pengunjung. Bentuk curug ini cukup indah,
terutama di musim hujan karena curah airnya akan terlihat seperti meluncur dari
bukit dengan kemiringan landai sehingga kesannya seperti air terjun dengan
banyak undakan. Kalau mau main air di curug harus hati – hati karena batuannya
licin dari lumpur dan lumut. Paling tidak kalau terjatuh sangat berpotensi
cidera. Airnya memang tidak seperti curug di pegunungan sudah tidak begitu
jernih, tetapi masih cukup layak untuk bermain air. Memang sih, setelah main
air curug sebaiknya mandi lagi.
Hal yang
bisa dinikmati di curug ini adalah pemandangannya yang menghadap laut, sangat
indah.
11. Curug Cileutik
Sesuai namanya, curug ini memang terlihat ramping karena
tempat keluarnya air sempit, tapi bukan berarti sedikit airnya. Ketinggian
curug sekitar 20 m dan lumayan deras. Airnya juga lumayan jernih dan tempat
jatuhnya air berupa kolam dengan dasar batuan sehingga nyaman untuk main air di
bawah curug.
Nama curug ini sebenarnya diambil dari nama sungai yang
mengalirinya yaitu sungai Cileutik. Curug ini terletak di Desa
Kedungwuluh, Kecamatan
Padaherang. Lokasi curug ini berada di tengah – tengah kebun campuran dan tumbuhan bambu
milik penduduk. Untuk menuju lokasi ini sekitar 4 km dari pusat kota kecamatan Padaherang
menuju Desa
Sumber foto : http://mypadaherang.blogspot.co.id/2014/09/wisata-alam-curug-cileutik-padaherang.html
12. Situ Cisamping
Di
perjalanan menuju Batu Karas terdapat jalan masuk dengan papan nama bertuliskan
“Selamat datang di Situ Cisamping”. Situ Cisamping berada di kampung Mandala
desa Cijulang kecamatan Cijulang. Luas dari situ ini hanya kurang dari 2 hektar
saja, ukuran yang kecil untuk sebuah situ, dan separuh dari situ ini di rubah
dan dimanfaatkan menjadi sawah yang di garap penduduk walaupun tanahnya milik
desa.
Kondisi
air di situ ini sangat jernih karena bersumber dari mata air yang sama dengan
aliran air yang mengairi sungai Cijulang yang terkenal dengan Green canyon nya
itu. Air yang mengairi situ ini muncul dari sebuah lobang seperti goa yang
berukuran lebar 2 meter. Saking jernihnya kedalaman dari selokan kecil menuju
situ ini terlihat jelas dan sangat menggoda sekali untuk berenang. Dan saya
fikir situ ini menjadi situ yang paling saya suka diantara situ/ danau yang
pernah saya kunjungi sebelumnya.
13. Goa Sinjang Lawang
Pangandaran kaya akan tempat wisata tematik seperti
pantai, goa dan tebing, curug dan konservasi alam. Obyek wisata bertemakan goa
dan tebing banyak ditemukan di wilayah Pangandaran. Sebagian besar orang kenal
dengan Green Canyon, Citumang dan Santirah, maka ada satu lagi obyek wisata
bertema sama dengan alamnya yang tidak kalah eksotik. Objek wisata baru tersebut adalah Goa
Sinjang Lawang yang terletak di Dusun Parinenggang, Desa Jadimulya, Kecamatan
Langkaplancar.
Gua
Sinjang Lawang adalah gua
berukuran besar dan panjang. Panjang gua tersebut ± 500 meter, lebar ± 65 meter dan ketinggian ± 60 meter. Air yang
mengalir di dalam goa seperti halnya
di tempat lain berwarna
kehijauan. Kedalaman
air sekitar 1,5 meter hingga 2,5 meter. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah bermain body rafting atau berenang
menyusuri gua tersebut. Mengingat dalamnya perairan, pengunjung diharapkan
membawa life jacket untuk keamanan.
14. Sasak Mandala
Satu obyek wisata di Pangandaran yang perlu dikunjungi
karena keunikannya yaitu Sasak Mandala. Sasak Cimandala merupakan sebuah jembatan
(atau sasak dalam bahasa
Sunda) yang
berada di kampung Mandala desa Cijulang Kecamatan Cijulang. Jembatan ini berfungsi
sebagai jalan
alternatif dan penghubung antara dua kampung yakni kampung Mandala dan kampung
Taal. Masyarakat
menggunakan sehari – hari dengan berkendaraan motor dan membayar seikhlasnya
kepada petugas pengatur kendaraan. Ya, karena untuk melintas harus diatur
bergantian. Lumayan, bila menggunakan jalan umum selisih jaraknya 3 km.
Sasak
ini sangat unik karena materialnya terdiri dari susunan bambu sebagai jalannya dan pengaitnya berupa kawat-kawat baja. Sasak Mandala berdiri di atas sungai Cijulang yang
aliran airnya dari Green Canyon yang terkenal itu. Dari jembatan ini kita bisa menuju lokasi wisata Pantai Batu Karas.
15. Gunung Suru
Meskipun pariwisata di Pangandaran didominasi oleh wisata
pantai, tetapi ada juga beberapa spot wisata pegunungan yang layak dikunjungi.
Terutama para traveller yang suka bertualang di alam liar. Salah satu wisata
alam pegunungan di Pangandaran adalah Gunung Suru. Gunung Suru terletak di sebelah utara wisata Pangandaran, tepatnya di
kawasan Desa Pagergunung. Daerah tersebut berbatasan dengan areal kehutanan yang dikelola oleh Perhutani. Gunung Suru merupakan dataran tinggi yang memiliki keindahan dengan pandangan
dari atas. Kita bisa melihat Samudra Hindia yang cukup jelas dan pantai wisata Pangandaran.
Sumber foto : http://news.okezone.com/read/2015/03/19/340/1120935/tuyul-gunung-suru-tak-suka-dipelihara-warga-sekitar
16. Rest area Emplak dan Tunggilis
Perjalanan menuju Pangandaran cukup melelahkan karena
jaraknya yang jauh yaitu di ujung Timur dan Selatan Jawa Barat. Pengunjung
tidak selamanya menggeber perjalanan hingga tempat tujuan karena kondisi fisik.
Biasanya mereka beristirahat di rumah makan, SPBU atau tempat pemberhentian
tertentu.
Salah satu tempat pemberhentian yang menarik karena
terdapat warung – warung minuman dan memiliki pemandangan menarik adalah
Emplak. Lokasi rest area ini adalah sebelum melewati Karang Nini. Di tempat ini
suasananya sejuk karena dikelilingi pepohonan besar yang rindang. Tempat ini
memang masuk dalam kawasan hutan produksi milik Perhutani. Yang cukup populer
adalah Panenjoan yaitu tempat istirahat yang terdapat semacam tempat melihat
pemandangan dari atas. Meskipun tempatnya sempit tetapi cukup nyaman istirahat
disini.Selain itu, di sekitar semak belukar dan relatif terlihat dari jalan raya terdapat Curug Emplak. Sayangnya curug ini hanya sekedar dilihat saja karena tempatnya di antara semak belukar dan airnya berlumpur.
Tempat istirahat lainya adalah Tunggilis yang berada di
Kecamatan Padaherang. Tepatnya setelah melewati pasar Padaherang. Disini kita
bisa melihat pemandangan indah sawah dan daerah genangan air yang luas. Pada
musim tanam kita bisa menyaksikan aktivitas petani mengolah lahan sawahnya. Di
tempat ini terdapat beberapa warung minuman. Saat menjelang siang, sambil minum
es kelapa memandang sawah sejauh mata memandang merupakan kenikmatan
tersendiri.
17. Wisata Sejarah Budaya
Kabupaten Pangandaran memiliki sejumlah situs sejarah/
budaya yang menjadi tujuan untuk ziarah. Meskipun tidak setenar tempat ziarah
di Pamijahan atau di Panjalu, namun keberadaan situs – situs tersebut menjadi
daya tarik tersendiri untuk para peziarah karena nilai historis dan spiritual
yang diyakini banyak orang. Tempat – tempat tersebut adalah :
1. 1.
Wisata Sejarah Tugu Kerajaa Sukapura
2.
Wisata Keramat Mangunjaya
3.
Wisata Goa Kedung Wuluh
4.
Cagar Budaya Suka Lemba
5.
Cagar Budaya Dayang Sumbi
6.
Cagar Budaya Syeh Muhtar
7.
Cagar Budaya Jagapati Gedong Mataram
8.
Cagar Budaya Syeh Abdulah
9.
Cagar Budaya Lingga Kencana
10.
Cagar Budaya Kyai H Satarudin
11.
Cagar Budaya Embah Layung
12.
Cagar Budaya Cipakel
13.
Cagar Budaya Astana Budha
14.
Cagar Budaya Abdul Hamid
15.
Wisata Ziarah Sembah Rosul
16.
Wisata Ziarah Eyang Singabangsa
17.
Wisata Ziarah Eyang Wangsadipa
18.
Wisata Ziarah Eyang Elun Putih
19.
Wisata Ziarah Jagasatru
20.
Wisata Ziarah Sembah Agung
21.
Wisata Ziarah Sembah Nurjaman
22.
Wisata Ziarah Sembah Anggawacana
23.
Wisata Ziarah Sembah Tafsir
24.
Wisata Ziarah Sembah Sukayatna
25. Wisata Ziarah Gunung Cirawun
(Sumber : http://www.pangandarankab.go.id/wisata-alam/)