Senin, 26 Juni 2017

Jelajah Alam di Kabupaten Garut-2



1.        Curug Cihangawar
Curug Cihangawar terkenal di kalangan pecinta alam lokal karena airnya masih jernih dan lumayan deras sehingga cocok untuk mandi-mandi. Letaknya juga bersahabat karena masih dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan roda 4. Untuk kendaraan roda 2bisa sampai ke lokasi curug, sedangkan kendaraan roda 4 harus parkir di batas perkebunan teh. Curug ini terletak di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Jalan menuju Curug Cihangawar dari jalan raya Tasik-Garut, di wilayah kecamatan Cilawu, yaitu di simpang jalan menuju perkebunan PTP VIII Dayeuh Manggung. Dari simpang ke lokasi perkebunan teh kurang lebih 5 km melalui jalan aspal. Kemudian dari batas perkebunan masuk ke jalan tanah hingga batas antara kebun teh dengan kebun pinus.



Pemandangan kebun teh yang hijau subur mengawali jalan-jalan ke curug yang menyenangkan. Sejauh mata memandang hamparan kebun teh ditambah dengan udara pegunungan yang cukup dingin. Apabila kita datang masih pagi akan nampak pemetik teh tersebar di antara rimbunnya pepohonan teh. Jalan di dalam kebun teh hanya berupa tanah keras dengan batuan kerikil dan semakin ke dalam akan semakin sempit dan bertanah. Sampai akhirnya mobil tidak bisa lagi terus sehingga apa boleh buat parkir di kebun teh. Dari batas parkir mobil ke lokasi curug jaraknya kurang lebih 2 km. Kalau beruntung ada motor penduduk melintas yang bisa disewa ke lokasi curug. Tetapi tidak ada salahnya berjalan kaki, hitung – hitung olahraga dan toh nantinya akan bemain dengan air terjun yang dingin menyegarkan.






 Lokasi curug berada di antara kawasan perkebunan dengan areal pertanian milik masyarakat. Namun pengelolaan dilakukan oleh karang taruna sestempat. Pengunjung dikenakan biaya masuk Rp. 3.000 per orang. Fsilitas wisata masih tergolong minim, tetapi lumayan. Ada pondok yang kurang terpelihara, tempat untuk sekedar berteduh.
Curug Cihangawar hanya memilki ketinggian sekitar 20 m. Air yang keluar cukup deras, jernih dan dingin. Di kolam penampungan airnya cukup dingin, sangat menyegarkan untuk mandi disana. Kedalamannya lumayan sekitar 1,5 m di tempat terdalam. Dengan kedalaman itu, apabila kita berendam sangat terasa dingin menggigit. Bagian terdalam tersebut berada tepat di bawah pancuran air terjun. Sehingga apabila kita berendam di tempat tersebut sangat terasa sensasinya karena menerima pancuran air dingin. Cobalah, sangat menyenangkan dan menyegarkan

2.        Curug Cimandi Racun
Curug Cimandi Racun atau Curug Cibuni Racun begitu orang menyebutnya juga sudah dikenal para pecinta curug. Terletak di lereng Gunung Mandalawangi, tepatnya di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles. Jalan menuju ke sana melalui jalur lintas alternatif ke Bandung yaitu jalan Cijapati ke arah Majalaya. Jalan aspal yang masih relatif bagus tapi medan topografinya yang lumayan ekstrim naik turun ditambah dengan lebar jalan cukup sempit sehingga harus hati-hati dalam berkendara. Tanda-tanda jalan masuk ke curug tidak ada dan banyak juga penduduk setempat yang tidak tahu. Namun sebagai patokan adalah jalan beton yang dibuat dua jalur pas untuk roda.
Jalan beton tersebut melewati perkampungan dan lahan kering pertanian (tegalan). Setelah daerah perkampungan habis jalan betonpun berganti dengan jalan tanah keras hingga penghabisan jalan. Disinilah kita bisa menaruh mobil, dan selanjutnya kita harus berjalan kaki. Masyarakat jarang yang melintas sehingga susah mengharapkan dapat sewaan ojek. Tapi tak mengapa, pemandangan tanah pertanian yang masih asri akan menemani perjalanan sejauh ± 2 km. Siap ya






Perjalanan pertama relatif datar melewati lahan milik penduduk dengan aneka tanaman semusim diselingi dengan pepohonan buah. Sampailah pada persinggahan pertama yaitu semacam tanah datar relatif sempit. Dahulu mungkin pernah ada pondokan. Disini cukup bagus untuk mengambil foto karena panorama kejauhan yang menarik.
Perjalanan sesungguhnya dimulai, karena jalan yang menurun cukup curam (kebayang deh nanti naiknya). Pijakannya adalah batu-batuan besar dan tanah, cukup licin kalau musim hujan. Dan lumayan, sudah medannya curam jaraknya agak jauh dan berkelok, kurang lebih 300 meter sehingga cukup menguras tenaga.
Akhirnya sampailah pada curug yang dicari. Air yang mengalir dari mata air di bagian atas melewati seperti tumpukan batu besar sehingga kesannya air terjunnya meliuk. Mengingat kondisinya berupa batu-batu besar dan licin sehingga harus hati-hati bila hendak merasakan siraman air terjun. Tapi tak mengapa, apalagi untuk mendapatkan posisi foto yang indah, agak nyerempet-nyerempet bahaya.
Oya, ada pondok kecil di tepi curug, Biasanya ada kuncen. Sekedar tahu saja, curug ini juga dipakai bagi orang-orang yang ingin mencari sesuatu yang irasional. Jangan diikuti ya, mendingan kerja aja yang rajin biar dapat duit banyak

3.        Curug Citiis
Menuju ke lokasi ini termasuk yang sangat menantang karena terletak di kaki Gunung Guntur dengan jarak tempuh dari pos lapor pendaki sejauh kurang lebih 15 km. Pilihan menuju ke sana adalah jalan kaki dengan medan berbukit terjal, numpang truk angkutan batu atau menggunakan kendaraan offroad dengan tenaga ekstra.
  Jalur menuju lokasi ini dimulai dari jalan raya Bandung – Garut masuk ke jalan menuju Cipanas sampai di pertigaan jalan menuju Gunung Guntur. Seluruh masih berupa jalan aspal cukup baik. Sampai di pos lapor pendaki, kendaraan roda empat yang bukan offroad sebaiknya diparkir disini. Memang untuk menuju ke arah Gunung Guntur kendaraan seperti MPV masih dapat terus tetapi hanya sampai pada tempat tertentu saja karena seterusnya harus menggunakan kendaraan offroad.





Di lereng gunung setelah melewati pos lapor kita langsung berhadapan dengan daerah batuan lava yang telah membeku. Sepintas daerah itu gersang dan panas (terlebih bila kita berada di waktu siang). Tapi bila kita pandang lebih dalam lagi tampak pemandangan unik. Gundukan batuan lava beku yang berwarna hitam pekat dengan susunan tak beraturan membentuk pemandangan yang unik dan cukup indah.
Berfoto dengan latar belakang batuan lava itu seperti berada di suatu planet. Ini memang karakteristik Gunung Guntur karena pada waktu letusan yang pernah ada lelehan lava meluncur deras dan berhenti di sekitar lereng gunung. Di tengah daerah bekas lelehan lava tampak menara cerobong terbuat dari beton dan sedikit sisa reruntuhan gedung. Kemungkinan dua bekas gedung tersebut peninggalan penjajah Belanda bila dilihat dari kokohnya bangunan yang tersisa. Silahkan berfoto ria disini karena benar – benar unik pemandangannya.
Kita lanjutkan perjalanan menuju curug. Penulis berangkat ke curug dengan menumpang truk angkut batuan. Yah, tentunya kita beri uang sepantasnya ke sopir truk. Tidak semua truk sampai ke batas terdekat dengan curug, tergantung dari lokasi galian batu yang menjadi tujuannya. Kalau seperti itu terpaksa kita lanjutkan dengan jalan kaki atau ikut dengan truk lain. Jalur lintas truk sangat sempit, sehingga bila berpapasan satu sama lain maka harus ada yang mengalah. Tidak hanya truk, pejalan kaki juga bila berjumpa dengan truk terpaksa lebih merapat ke tebing atau menanjak sedikit.







Kondisi medan yang relatif terbuka memberikan pandangan luas melihat kota Garut dan sekitarnya. Di beberapa spot anda akan memperoleh pemandangan yang bagus daerah di bawah gunung. Perjalanan dilanjutkan hingga mencapi titik akhir pendakian lereng gunung. Dari sini sekali lagi kita memperoleh pemandangan yang indah dan wilayah kota tampak lebih kecil lagi. Kita menuruni bukit dan masuk ke jalan setapak dalam hutan belukar. Biasanya kalau hari weekend dan hari libur kita menjumpai pengunjung yang jumlahnya cukup banyak sehingga kita tidak merasa khawatir. Jangan lupa bawa kemasan air minum, tapi jangan membuang sampah sembarangan ya.
Perjalanan menuju curug berlanjut melalui jalan setapak sejauh 1,5 km. Selama perjalanan kita jumpai rimbunnya pepohonan dan semak belukar serta medan yang semula landai tetapi mendekati lokasi curug tiba – tiba menukik naik turun berbatuan. Kita jumpai aliran sungai kecil yang merupakan aliran dari curug. Airnya sangat jernih dan segar.
Akhirnya ketemu juga Curug Citiis. Tidak begitu tinggi tetapi alirannya cukup deras dan dingin tentunya. Cobalah merasakan dinginnya air curug dengan mandi di bawah pancurannya, pasti anda rasakan seperti diguyur air es. Brrr....dingin sekali tetapi segar. Kalau mau mencoba air curug, ambil pada bagian aliran yang paling deras. Rasa airnya sangat segar, dan dingin. Tidak salah curug ini dinamakan Curug Citiis yang merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti air dingin.
Masih ada satu curug lagi di bagian lebih atas. Anda perlu mengambil jalan melalui semak belukan dan memanjat batuan besar. Tidak jauh tetapi jalannya cukup ekstrim. Lagi – lagi anda temui curug yang indah dengan airnya yang dingin dan segar yaitu Curug Citiis kedua.




Curug ini menantang anda untuk mencoba sensasi dinginnya air yang terpancur. Kalau masih kuat setelah tadi mandi Curug Citiis pertama, cobalah  yang kedua ini. Yang jelas kedua Curug Citiis ini benar – benar membayar rasa lelah selama perjalanan tadi. Kenikmatan dari curug ini tidak semata – mata dari panorama dan segar airnya tetapi juga kepuasan mencapai lokasi.
Perjalanan menuju Curug Citiis memang melelahkan dan medannya yang sulit. Bila musim kemarau sinar matahari terik menyengat meskipun udara tetap dingin serta jarak  yang sangat jauh dan mendaki. Bila hujan turun, terutama pada musim hujan, tidak ada tempat berteduh dan akan lebih sulit dengan tanah berpasir dan berbatuan yang licin. Tetapi dengan hati riang dengan tujuan mencapai lokasi curug, kesulitan cuaca dan medan dapat diatasi. Percayalah, anda bisa.

4.        Curug Cimanganten
Curug ini tidak banyak yang mengetahui, padahal letak lokasinya tidak jauh dari kota Garut. Terletak di Desa Padamulya, Kecamatan Pasirwangi, yang posisinya bertetangga dengan Kecamatan Tarogong. Bila anda mengambil jalur ke arah tempat wisata Drajat, anda akan melalui jalur ke curug ini. Nama tempat Curug Cimanganten persisnya berada di Kampung Patrol bila menggunakan kendaraan, sedangkan bila jalan kaki dari Kampung Gadog. Melewati Kampung Gadog tidak begitu jauh dengan jarak sekitar 1 km.
Sebenarnya di sekitar Curug Cimanganten terdapat beberapa curug, yaitu Curug Cikajayaan, Curug Cikahuripan dan Curug Cipaniisan. Sebenarnya terdapat beberapa curug lainnya yang belum ada nama dan letaknya lebih terpencil. Curug Cimanganten itu sendiri merupakan dua aliran curug yang berdampingan seperti layaknya pengantin.Mungkin dari fenomena itulah diambil nama menjadi Curug Cimanganten.Keberadaan curug ini dikaitkan dengan legenda Prabu Siliwangi, dimana dalam satu kisahnya sang Prabu pernah beristirahat dan menemukan curug di tempat ini
Bentuk curug itu sendiri tidak besar, dengan ketinggian sekitar 10 m dan aliran airnya tidak seberapa besar. Hal ini karena air yang mengalir adalah dari mata air sekitar pepohonan.

5.        Curug Kancil
Dari nama, orang mungkin mengasosiaksikan pada hewan mungil berkaki empat. Padahal itu tidak ada hubungannya dengan hewan cerdik itu. Nama Curug Kancil ini karena berada di kampung Kancil, Desa Padasuka,, Kecamatan Cibatu.
 Bila anda datang dari arah Bandung dan Garut ambil jalur ke arah Wanaraja dan terus ke Cibatu. Sedangkan dari arah Tasikmalaya, sebaiknya ambil jalur Malangbong. Di simpang Bandrek, ada petunjuk jalan ke arah Cibatu dan masuk ke dalam jalur Cibatu. Di Desa Padasuka, tepatnya ada terowongan kecil di bawah rel kereta api, masuk ke dalam. Jalannya hanya pas satu mobil, sehingga perlu memberi kode terlebih dahulu. Jalan kecil tersebut merupakan hasil gotong royong masyarakat dengan TNI yang diabadikan pada tugu kujang di atas sebuah batu besar. Pemandangannya sangat indah.




  Kita berhenti di ujung jalan yaitu sebuah SD. Mobil dapat diparkir di samping SD atau di halaman rumah penduduk dekat tugu kujang. Dari tugu kujang ke SD hanya 500 m. Lebih aman di halaman penduduk. Kalau parkir dekat SD khawatir tangan-tangan jahil mencoret coret badan mobil dengan batu. Dari SD kemudian mengikuti jalan setapak, melewati perkampungan. Di suatu rumah panggung kemudian mendaki ke atas sampai bertemu lahan tanaman kedelai dan padi. Jalan menyusuri pematang sampai menemui pepohonan bambu, kemudian jalan turun ke bawah. Menyusuri di antara semak, agak sedikit menukit, tetapi tidak jauh. Sampai kita menemui jembatan bambu, dan pintu masuk.







Lokasi curug Kancil dikelola oleh perorangan karena merupakan tanah milik penduduk. Kita membayar semacam tanda masuk sebesar Rp. 2.000 per orang. Di dalamnya juga ada semacam warung kecil milik pengelola itu juga. Dan akhirnya kita jumpai Curug Kancil yang cukup indah. Tinggi curug sekitar 25 m. Indah pemandangannya dan dingin segar pancuran airnya. Rasakanlah sejuknya air pancuran curug tersebut, cukup dingin membuat badan segar.

6.        Curug Kebul
Istilah kebul dari bahasa Sunda yang berarti debu atau asap. Disebut demikian karena sedemikian derasnya jatuhan air curug sehingga menimbulkan pantulan seperti asap atau berair. Terbayang oleh kita ketinggian curug tersebut dan derasnya air sehingga bis menimbulkan efek seperti asap.
Curug Kebul memang hanya sedikit yang mengetahui karena tempatnya jauh terpencil ditambah medan topografinya yang cukup ekstrim dan agak berbahaya.
 Secara administrasi Curug Kebul berada di Kecamatan Banjarwangi. Berada di jalur Cikajang - Pameungpeuk, melewati Batu Numpang dan sebelum masuk wilayah Gunung Gelap. Untuk menuju kesana harus melalui perbukitan tanah pertanian hingga jalan terakhir di kampung. Terdapat sedikit tanah lapang di depan masjid untuk parkir.




Perjalanan dilanjutkan melalui perumahan penduduk, sawah, ladang, kebun rakyat dan kemudian hutan belukar. Kita akan menemui sungai yang meskipun tidak terlalu dalam tetapi arusnya cukup deras. Sangat berbahaya karena batuannya licin dan tidak ada penyeberangan. Carilah pijakan yang pasti dan aman dari arus deras. Karena sekali terbawa arus, tidak jauh dari sungai, langsung menghujam ke bawah jurang yang tidak lain adalah tempat jatuhnya Curug Kebul.




Curug memang tinggi dan deras airnya. Ketinggian curug diperkirakan 90 cm. Debit airnya yang sangat deras sehingga begitu jatuh di permukaan tanah, pantulan airnya menimbulkan efek seperti asap atau kabut tipis. Sangat indah dan megah, tidak rugi jalan jauh dan berbahaya dibayar dengan keindahan curug. Sekaligus juga perjalanan ini menguras fisik dan tentunya menguji adreanalin.

7.        Curug Orok
Lokasi Curug Orog mudah dicari karena relatif dekat dengan simpang kecamatan Cikajang. Dari simpang tersebut kita mengambil jalan ke arah Bayongbong, melewati area batalyon infanteri 303/Setia Sampai Mati. Di areal kompleks militer terdapat lapangan sepakbola Sudarto yang cukup luas dan sekaligus indah karena dikelilingi pepohonan besar. Di sebelahnya adalah lapangan tembak Sudrajat. Kedua areal lapang tersebut letaknya strategis di daerah wisata Cikajang sehingga sering dijadikan event pagelaran musik atau gathering perkumpulan motor mobil. Atau kita juga dapat sekedar melepas lelah atau botram, cukup nyaman.
Jarak dari simpang Kecamatan Cikajang, yang dikenal dengan nama Papanggungan, ke lokasi curug Orog sekitar 9 km. Perjalanan melewati lahan tanaman sayur milik penduduk dan perkebunan teh milik PTPN VIII, Perkebunan Papandayan. Wilayah perkebunan teh menawarkan pemandangan indah berupa hamparan perbukitan yang tertutup vegetasi hijau kebun teh bak permadani luas.





 Titik awal menuju Curug Orok mudah ditemui karena sudah ada plang mencolok di pinggir jalan raya Cikajang – Bungbulang. Sebenarnya Curug Orok berada dalam satu area kawasan wisata dimana di dalamnya terdapat Curug Kembar, camping ground dan villa/restoran. Curug Kembar berdekatan dengan Curug Orok yang menjadi bintangnya. Camping ground dalam satu lokasi dengan villa/resto. Jalan menuju curug berupa jalan batu tetapi masih dapat dilalui mobil. Kanan kiri jalan adalah kebun teh yang sedang peremajaan, berbatasan dengan lahan pertanian sayuran mendekati lokasi.


Lokasi letak curug berada dalam satu kompleks wisata yang diberi nama Wana Wisata dan Bumi Perkemahan Angling Darma. Disana tersedia villa, restoran dan camping ground yang meskipun sederhana tapi cukup tertata serta tentunya tempat parkir. Apabila ingin langsung ke curug sudah terpampang jelas papan petunjuk. Kita harus jalan melalui tangga yang meliuk, cukup panjang sekitar 200 m. Dari atas sudah terlihat kecil pemandangan Curug Orok. Sampai di bagian tengah perjalanan jangan lewatkan untuk memotret pemandangan Curug Orok, sangat indah.




Sampai di bawah kita benar – benar terpana oleh kemegahan dan keindahan sekitar curug. Terbesar adalah Curug Orok dengan tinggi sekitar 60 m dan airnya sangat deras. Kalau pas sedang atau baru hujan air curug agak keruh, karena merupakan lanjutan dari sungai di atasnya. Sedangkan yang curug mengalir keluar dari sela – sela batuan di samping Curuk Orok adalah Curug Cikahuripan atau Curug Kembar. Curug ini bening dan tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca.
Air curug deras sekali terutama sehabis hujan, sehingga dari jarak 3 meter terasa cipratannya, Ada batu besar di depan curug, cocok untuk berfoto ria. Selanjutnya rasakan segarnya air curug dengan mandi di kolam tempat jatuhnya curug. Sebenarnya tidak hanya di kolam curug saja, sepanjang sungai Cikahuripan yang mengalir segar juga buat bermain – main. Jangan lupa di Curug Kembar, sangat segar untuk bermain – main. Dekat curug ada gazebo sederhana dan warung. Kalo tidak bawa bekal bisa pesan pop mie untuk pengganjal perut, lumayan. Eitsss...ingat pesan, jangan buang sampah sembarangan....

8.        Curug Sangiang Taraje
Nama sanghiang taraje terkait dengan cerita mitos jalan untuk bertemu bidadari Dewi Sumbi. Konon pula untuk bertemu harus melalui ular besar yang bertapa di batu besar dekat curug. Dilihat dari bentuk, sering orang menyebutnya sebagai Curug Kembar karena terdapat dua aliran air yang sama ketinggian dan derasnya air.
Secara administrasi masuk di Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan. Merupakan tanah milik perhutani. Dulu pernah dikelola terbukti terdapat gardu di titik masuk tapi sekarang sudah rusak, serta di lokasi curug terdapat semacam saung yang kemungkinan pernah jadi tempat berteduh.





Perjalanan menuju curug ini terbilang menantang sekaligus mengasyikkan. Jalur yang diambil adalah jalan menuju Cikajang hingga persimpangan lalu masuk jalur menuju Bungbulang. Kita akan melewati daerah pertanian sayuran dan perkebunan teh hingga simpang Desa Pakenjeng. Simpang Desa Pakenjeng terbilang cukup ramai. Terdapat plang gapura dengan tulisan Pakenjeng.
Berikutnya adalah jalan aspal buruk melewati pemukiman penduduk, kebun teh dan lahan pertanian. Setelah beberapa lama kita akan melewati sebuah sungai dengan hamparan batu besar. Pemandangannya indah dan menarik  untuk berfoto sejenak. Perjalanan dilanjutkan hingga kampung terakhir, yang ditandai ke depan jalan menyempit. Sangat disarankan untuk menaruh kendaraan roda 4 disini. Bila dipaksakan masuk, dikhawatirkan bila berpapasan dengan kendaraan roda 4 lainnya tidak mungkin untuk menepi karena langsung berbatasan dengan jurang dan tebing.



  
 Kalau jalan kaki memang sangat melelahkan karena harus naik turun bukit dengan kemiringan 45 derajat dan menempuh jarak 4 km ke bekas pos masuk curug. Dari bekas pos tersebut masih harus menuruni lembah sejauh 1,5 km hingga lokasi curug. Memang melelahkan.
 Tidak jauh dari bekas masuk kita dapat melihat dari kejauhan indah dan megahnya Curug Sanghyang Taraje. Curahan airnya yang sedemikian deras yang mengalir dari 2 pancuran kembar menggambarkan besarnya curug ini.





Ketika kita sampai di lokasi curug, kita akan terpana dibuatnya. Ya dua curug beriringan mengucur deras dari ketinggian kurang lebih 90 cm. Airnyapun sangat deras sehingga sangat berbahaya apabila kita berada langsung di bawahnya. Kalau kita jeli kita dapat melihat lengkungan pelangi di salah satu sisi curug. Ini semakin menambah indah pemandangan. Banyak orang mengatakan kalo waktu yang ideal untuk berfoto ria adalah antara jam 10 - 13 siang, karena faktor arah sinar matahari. Tetapi sebagian lagi pada pagi hari karena kabut masih tersisa sehingga memberi kesan mistis
Di dekat curug ada sebuah batu besar yang dipercaya sebagai tempat penampakan ular besar penjaga curug. Yang jelas keberadaan batu tersebut menambah daya pikat panorma curug.

9.        Curug Neglasari
Bila anda berkendaraan dari kota Garut ke arah Selatan, selepas Kecamatan Cikajang anda akan jumpai pemandangan indah berupa hamparan kebun teh. Bentuk topografi kebun teh di Cikajang jauh lebih bergelombang dan berbukit daripada yang sering kita jumpai di daerah puncak serta jauh lebih luas. Kebun teh sejauh mata memandang dari bukit ke bukit terhampar permadani tebal kebun teh. Selanjutnya kebun teh berganti dengan hutan belukar dan diselingi hutan pinus. Kurang lebih 1,5 jam dari Cikajang, atau 2,5 jam dari kota Garut, selepas kawasan hutan kemudian masuk kebun teh lagi. Dan disitulah letak curug yang akan dibahas ini.




Curug Neglasari berada dalam wilayah Kecamatan Cisompet, tepatnya di desa Neglasari. Kita berhenti di jalan masuk kebun, di suatu lekukan jalan terdapat dimana plang perkebunan PT Tatar Anyar Indonesia, Perkebunan Neglasari.Tempat parkir mobil tidak tersedia, satu-satunya cara adalah parkir di pinggir jalan. Disinilah cerita menuju curug dimulai.
Keberadaan Curug Neglasari sudah tampak dari kejauhan, dari pinggir jalan raya. Bentuk meliuk panjang berwarna putih, sedikit kontras dari sekiarnya yang merupakan pepohonan hutan yang rimbun. Melihat dari kejauhan sudah, terbayang di benak betapa deras dan tingginya Curug Neglasari tersebut. Nantinya akan diketahui bahwa Curug Neglasari tidak langsung lurus sebagai air terjun, melainkan bertingkat tujuh.



Setiap tingkat merupakan curug yang jatuh ke sela –sela batuan lalu aliran kembali terjun ke batuan di bawahnya dan seterusnya. Masing – masing tingkatan itu memiliki ketinggian 20 – 50 m. Dengan adanya bentuk curug bertingkat tersebut memberikan keindahan tersendiri. Betapa tidak indah, setiap tingkatan dimana tempat air jatuh merupakan batuan besar yang dikelilingi hutan lebat.
Lokasi curug cukup jauh. Kita harus berjalan kaki dari pintu gerbang hingga batas kebun teh sejauh 2 km dengan medan perbukitan melalui hamparan kebun teh. Lumayan melelahkan tapi badan tetap terasa segar karena udara pegunungan yang dingin dan masih alami banget. Di daerah kebun teh cocok untuk berfoto ria, sangat indah terus terang.




Setelah kebun teh kita lewati, masuk ke daerah hutan belukar yang dselingi dengan pertanian lahan kering. Tak ada petunjuk ke arah mana curug berada. Penulis coba ikuti jalan setapak yang ada. Tapi begitu masuk hutan sudah tidak ada lagi jalan setapak, sehingga hanya mengandalkan indra penglihatan dan pendengaran dengan perkiraan arah. Mengingat waktu sudah sore, penulis tidak bisa menjumpai keberadaan curug. Penulis hanya bisa mengabadikan gambar dari kejauhan saja. Paling tidak sudah mempunyai gambaran mengenai bentuk dan tingginya curug.

10.        Curug Cibadak Cihurip
Curug Cibadak dan Curug Nyogong merupakan potensi wisata yang sangat mempersona di Kecamatan Cihurip. Berada di daerah pegunungan yang terus menyambung dengan Gunung Gelap dengan ketinggian tempat sekitar 800 m d.p.l, cukup dingin sejuk. Untuk menuju lokasi adalah dari jalan raya Cikajang – Pameungpeuk, terdapat simpang jalan menuju ke Kecamatan Cihurip. Memasuki jalan masuk ini berupa jalan aspal mulus melewati jembatan sungai Cisanggiri yang alirannya cukup deras hingga memasuki jalan desa Cihurip yang kondisinya berupa jalan tanah diperkeras. 





Perjalanan terus hingga menuju Desa Cisangkal. Keadaan sekitar adalah tanah pertanian dan pemukiman. Mendekati curug kita melewati kebun rakyat dan hutan belukar. Dan setelah selesai hutan belukar, voila.... tersembul dari kejauhan pemandangan yang indah seakan mengajak kita untuk segera mendekat. Begitu kita langsung berada di depan curug barulah ketakjuban kita benar – benar keluar. Subhanallah, kata spontan itu yang pertama terucap. Mutiara tersembunyi, jauh dari keramaian, kurang lebih seperti tujuan petualangan di dalam film – film Hollywood, tempat sakral nan indah.
Rasanya sudah cukup memberikan keteduhan di hati menikmati pemandangan sambil duduk di atas pembatas jembatan.  Belum lagi lingkungan sekitarnya yang asri dan segar memberikan suasana teduh. Ingin merasakan kesejukan curug, sebaiknya mencoba di tingkat terbawah curug. Alirannya cukup deras tetapi aman karena tanah relatif datar. Airnya sangat jernih dan dingin segar karena langsung dari hulu sungai. Alhamdulillah belum banyak terjadi erosi di atasnya sehingga airnya betul – betul jernih. Sampah plastik dan grafiti jugatidak ada. Dalam  hati kecil, moga – moga tidak banyak pengunjung, karena biasanya setelah ramai dikunjungi masalah klasik itu pasti akan muncul.





Untuk  yang memiliki peralatan lengkap, kondisi tubuh fit dan ingin uji adreanalin, cobalah memanjat batu besar hingga mendekati puncak curug. Akan ada pemandangan yang sangat menakjubkan. Pesan saya, yang sudah berhasil dimohon untuk mengunggah ke internet.
 Sebenarnya sebelum Curug Cibadak ada Curug Cipeuteuy. Tetapi lokasinya masuk ke pelosok hutan belukar. Sayang waktu terbatas sehingga tidak sempat mengeksplorasi lebih jauh. Untuk perjalanan pulang kita balik arah karena jalan Desa Cisangkal merupakan jalan buntu. Jangan lupa, tidak pernah meninggalkan sampah dan grafiti di bebatuan. Selamat bertualang.

11.        Curug Nyogong dan Curug Cibaliuk Naga
Curug Nyogong memang searah dengan Curug Cibadak, tetapi hanya sampai sampai pertigaan Desa Mekarwangi.  Saya menyarankan datang lebih awal (pagi) agar cukup waktu, paling tidak jam 10 sudah sampai di simpang jalan Cihurip. Terlebih dahulu mengunjungi Curug Nyogong karena harus ditempuh dengan jalan kaki baru Curug Cibadak  yang masih bisa dinikmati dari pinggir jalan.




Dari persimpangan ke Desa Mekarwangi menempuh jalan sekitar 3 km untuk mencapai Balai Desa Mekarwangi. Di balai desa ini merupakan tempat terakhir kendaraan roda 4 dan roda 2. Selanjutnya kita harus  menempuh jalan setapak sejauh kurang lebih 2 km hingga  lokasi Curug Nyogong. Perjalanan kita bergerak menuruni bukit dan menanjak lagi melewati sawah kemudian kebun masyarakat dan belukar.



 Kurang lebih 800 m kita terlebih dahulu sampai di suatu tempat untuk melihat dari kejauhan Curug Nyogong dan Curug Cibalinaga. Subhanallah, luar biasa keindahan yang diciptakan Allah SWT, Tuhan YME, karena aliran air dalam jumlah besar melewati batuan besar. Benar – benar lukisan alam ini sangat sulit untuk dicari kata – kata yang menggambarkan keindahannya. Tidak kalah keindahan ini dengan gambaran dalam film Hobbit atau yang sejenisnya. Sekali lagi luar biasa. Untuk traveller yang suka tantangan, tempat ini sangat wajib dikunjungi. Mungkin yang suka climbing, tempat ini juga tantangan yang masuk akal untuk diterima, bagaimana?


Curug Cibalinaga diberi nama tersebut mungkin karena meliuk seperti naga yang meliuk dari batuan besar. Dengan ketinggian sekitar 100 m lebih di bawahnya adalah hamparan hutan belukar dan ditambah keheningan alam menambah kesan kokoh dan agung tetapi sekaligus indah. Curug ini tidak mungkin dikunjungi tanpa persiapan dan peralatan pendakian yang layak. Di sebelah kirinya adalah Curug Nyogong yang induknya mengalir dari ketinggian sekitar 80 m. Aliran dari induk Curug Nyogong jatuh ke batu besar kemudian belok mengikuti tikungan batuan, itulah yang menjadi curug tersebut. Nyogong dalam Bahasa Sunda berarti menikung. Jatuhan air dari batuan yang menikung itulah yang dapat dinikmati karena posisinya yang terjangkau.





Dari tempat pemandangan luas dua curug kita masih melewati semak belukar dan kebun penduduk hingga mencapai saluran irigasi. Jalan sedikit mengikuti jalur irigasi, sampailah kita di Curug Nyogong. Di lokasi Curug kita dapati curug yang sangat deras airnya menuju sungai. Di musim  hujan kita tidak boleh lengah karena batuan yang licin dan langsung jatuh dengan aliran yang sangat deras. Terlebih apabila hujan juga turun sangat deras dikhawatirkan ada banjir bandang. Selebihnya nikmati pemandangan dan segarnya air Curug Nyogong.

12. Curug Cisarua
Lokasi : Kampung Sampalan Desa Sukamurni Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut
Salah satu curug indah yang terletak di kaki Gunung Cikuray adalah Curug Cisarua. Untuk menuju curug ini, dari jalan raya Singaparna – Garut masuk searah dengan Curug Cihangawar.  Hanya saja ketika ada simpang jalan ke arah Cihangawar, kita tetap ambil jalan lurus. Perjalanan masih cukup jauh yaitu sekitar 8 km dari simpang jalan ke Cihangawar. Jalan desa Sukamurni relatif baik meskipun sempit apabila berpapasan dengan mobil dari lawan arah. Perjalanan baru berhenti setelah sampai pada jalan buntu. Kita sebaiknya cari tempat parkir menumpang di halaman rumah penduduk.
Dari tempat parkir perjalanan menuju curug kita lanjutkan dengan jalan kaki. Ada 2 curug Cisarua yaitu yang di bawah dengan ketinggian sekitar 8m dan yang di atas sekitar 40 m. Tetapi kedua curug tersebut mempunyai debit air yang deras dan punya keindahan tersendiri. Sebaiknya ambil kesempatan mengunjungi Curug Cisarua di atas. Perjalanan sekitar 2 km, tetapi medan yang harus dilalui sangat melelahkan karena tanjakan yang cukup terjal.







Setelah melalui tanjakan kita akan melalui areal padang rumput. Disinilah pemandangan sangat indah. Terlihat air terjun dari kejauhan dengan hamparan rumput dan semak belukar di hadapan kita. Mungkin kita bisa berfoto ria di tempat ini. Ada sebuah batu besar yang menjadi semacam ikon di tempat ini karena berlatar belakang hutan dan air terjun.
Oya, ada semacam tempat transit bagi wisatawan yang disebut kampung hijau. Memang diharapkan pengunjung disini tidak membuang sampah sembarangan, begitu tulisan di spanduk. Ada penduduk yang menggembala ternak di tempat ini sekaligus sebagai penjaga lokasi tempat ini. Sebelum kita melanjutkan perjalanan sekitar 300 m lagi, ada baiknya kita memberikan semacam tanda numpang lewat dengan memberikan semacam uang seikhlas kita, hitung – hitung sedekah.
Akhirnya kita sampai di Curug Cisarua yang menakjubkan. Kalau sedang musim hujan debit air sangat deras, keliatan lebih megah. Di musim kemarau pun debit air masih cukup banyak. Kita bisa mandi di air terjun ini, meskipun kita tetap harus hati – hati karena bebatuan licin dan tajam. Curug  Cisarua yang kita lihat ini selain indah juga airnya yang dingin, segar dan jernih. Seandainya kita tidak membawa bekal minum, rasanya minum air dari air terjun ini masih aman. 


Dari curug atas kita bergerak lagi ke curug bawah. Curug ini memang tersembunyi di antara semak belukar. Untuk itu kita harus banyak bertanya ke penduduk yang ada, mengingat tidak ada trek khusus, hanya mengandalkan petunjuk lisan. Sekitar lebih 1 km dari curug di atas kita berjalan dengan arah menurun. Sama melelahkan juga.
Setelah perjalanan tersebut kita sampai juga di curug di bawah. Curug di bawah ini meskipun tidak setinggi dan semegah dari curug di atas namun suasana nyaman dan segar terasa di sekitar curug ini. Belum ada nama khusus, anggap saja ini sebagai Curug Cisarua di bawah. Curug di bawah ini kita juga dapat mandi berbasah ria. Sekali lagi harus hati – hati, karena di curug ini pernah jatuh korban jiwa. Sama seperti dengan korban jiwa di curug di atas, penyebabnya sepele yaitu terpeleset di batuan besar lalu terjadi perbenturan menyebabkan korban mengalami gegar otak. Meskipun demikian kita tetap bisa menikmati keindahan curug ini. Air curug ini juga dingin, segar dan jernih. Yakin, pasti anda akan tergoda mandi di curug ini.





13. Curug Batu Nyusun (Curug Cisarua)
Lokasi : Kampung Cikuda, Desa Pangrumasan, Kecamatan Peundeuy
Sumber foto : https://dyaiganov.wordpress.com/2015/12/28/curug-batu-nyusun-curug-cisarua/

14. Curug Jagapati
Lokasi : Kampung Padarame, Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet
Sumber foto : http://jelajahgarut.com/curug-jaga-pati/

1 komentar:

  1. Agen Tembak Ikan Online Indonesia Terbesar & Terpercaya.. Cashback Setiap Minggu'a 5% s/d 10%...
    Bolavita Juga Menyediakan Semua Jenis Betting Online Lengkap lho gan!!

    • Sabung Ayam
    • Togel Online
    • Tangkas
    • Bola
    • Casino
    • Poker
    • SLOT (Play1628)
    • WM Casino

    Semua Dapat Di Mainkan Via Android & iOs !! Hanya di www(.)bolavita(.)fun
    Info Lebih Detail Dapat Berkunjung Kontak di bawah... terima kasih ^^ BBM : BOLAVITA
    WA: +62812-2222-995


    BOLAVITASPORTS PREDIKSI SKOR TERPERCAYA DAN TERAKURAT

    JADWAL SABUNG TERLENGKAP agen adu ayam terbesar sejak 2014

    BalasHapus