1.
Curug Badak dan Curug Hanoman
Curug Batu
Hanoman
Disebut Batu Hanoman karena
aliran airnya yang keluar dari atas hingga ke bawah seperti buntut Hanoman,
tokoh kera di dunia pewayangan. Curug ini berada satu kompleks dengan Curug
Badak Sukasetia di sebuah wana wisata. Tepatnya berada di wilayah hutan milik
Perhutani, sedangkan pengelolaan tempat wisata oleh Perhutani bekerja sama
dengan Pemerintah Desa setempat. Secara administratif, wana wisata ini berada di
wilayah Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Jalan menuju kompleks curug
ini adalah melalui jalan baru Ciawi - Singaparna. Tiba di persimpangan menuju
ke Desa Kiarajangkung kita masuk ke jalan tersebut hingga pertigaan menuju Desa
Kudadepa. Kondisi jalan sudah berupa aspal yang cukup baik sampai ujung jalan
aspal di lingkungan hutan pinus. Mobil tidak bisa terus ke lokasi wana wisata
sehingga cukup parkir di hamparan rumput. Sedangkan motor bisa terus hingga
lokasi yang tidak jauh lagi tetapi kondisi jalan sudah berupa jalan tanah.
Wana wisata Curug Badak
cukup tertata rapi. Terdapat tempat parkir dan beberapa warung minuman. Masuk
ke dalam wana wisata dikenakan biaya masuk yaitu Rp. 5.000 per orang. Jalur
pertama yang disinggahi adalah menuju Curug Batu Hanoman melalui jalan
setapak.Jalan setapak telah dibuat cukup nyaman dan masih relatif datar dengan
sesekali bergelombang. Hanya berjarak 400 m kita sudah sampai di Curug Batu
Hanoman. Lumayan indah pemandangan sekitarnya. Sedangkan aliran airnya meskipun
tidak terlalu deras tapi cukup enak bermain - main di sekitarnya.
Curug Badak
Curug Badak sepertinya nama
umum dan banyak dijumpai. Di Tasikmalaya mungkin sekitar 4 curug yang memiliki
nama Curug Badak. Curug ini belakangan populer karena berada dalam kompleks
wana wisata yang tertata baik sehingga mengundang wisatawan mengunjunginya.
Disamping itu pemandangan curug yang indah karena tinggi dan deras semakin
membuat terkesan.
Seperti diceritakan
sebelumnya, Curug Badak satu kompleks dengan Curug Batu Hanoman. Hanya saja
ketika di tempat istirahat di hutan pinus, jalan menuju ke Curug Badak terpisah
dari jalur menuju Curug Batu Hanoman. Terdapat plang sederhana mengarah ke
Curug Badak. Nah, trekking kali ini benar - benar menguras tenaga. Hanya
sedikit jalan relatif datar, kita langsung menuruni jalan curam menurun dan
diselingi jalan berbentuk tangga. Sangat curam dan terus ke dalam hingga lokasi
curug. Ini akan melelahkan dua kali lipat nanti pada waktu pulang. Jangan
paksakan untuk lanjut kalau nafas sudah hampir putus...
Sampai di lokasi curug kita
benar - benar merasakan kemegahan curug karunia Allah SWT yang sangat indah.
Sekilas mirip Curug Ciparay tetapi lebih kecil. Curug Badak diperkirakan
tingginya 50 m. Meskipun demikian aliran airnya masih sangat deras. Pengunjung
disarankan jangan melewati pembatas. Banyak batuan licin, sehingga bila
terpeleset dan terantuk batu besar akan beresiko besar. Selain itu jangan
langsung bermain tepat di bawah pancuran Curug Badak karena jatuhan airnya
sangat deras sehingga beresiko menimbulkan cedera.
Dekat Curug Badak ada curug
lagi yang lebih rendah dengan ketinggian sekitar 40 m dan alirannya yang tidak
sederas Curug Badak. Penduduk setempat
ada yang memberi nama Curug Kembar. Kdua curug tersebut dari kejauhan dengan
medan sekelilingnya yang masih ditumbuhi pepohan membuat kita terpesona dengan
pemandangan indah tersebut.
2.
Curug
Batu Blek
Ingin menjajal kemampuan fisik dan mental
sekaligus menikmati segar dan indahnya pemandangan, maka jalan - jalanlah ke
Curug Batu Blek. Disebut Curug Batu Blek atau sering disingkat dengan Curug
Blek karena dinding batu tempat keluarnya air curug adalah susunan batu -
batuan yang relatif berbentuk persegi berwarna hitam mengkilat. Bentuk persegi
itu mengingatkan orang pada kaleng krupuk persegi atau blek. Dengan dua aliran curug yang
cukup deras ditambah dengan dinding seperti batu blek membuat curug ini terlihat
indah dan memberi kesan.
Secara administratif Curug Blek berada di wilayah
Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong.Untuk mencapainya kita masuk ke jalan
raya Singaparna - Ciawi. Ketika
sampai di wilayah Kecamatan Cisayong, tanyakan ke penduduk simpang jalan
Cipeuteuy dan terdapat pos ojek .yang menuju lokasi. Mula - mula jalan masuk masih
berupa jalan aspal jelek, lalu masuk ke perkampungan dengan jalan semen.
Perjalanan selanjutnya mulai masuk jalan
sempit.Perkampungan mulai jarang dan lebih banyak tanah sawah.Pada akhirnya
mobil sebaiknya parkir di ujung kampung, kalaupun dipaksakan masih bisa
menanjak lagi dan berakhir di dekat persawahan. Perjalanan diteruskan dengan
jalan kaki atau naik motor. Daerah
sekeliling jalan berupa kebun campur yang ditanami tanaman keras serta lahan
sayuran. Berikutnya
adalah jalan tanah dan sempit melewati pematang – pematang sawah. Di ujung jalan setapak ini kita
mengikuti jalur irigasi sederhana yang dibeton dan masuk ke dalam hutan
belukar.
Curug Handap
Disinilah kita benar - benar diuji fisik dan
mental karena cukup jauh yaitu 1,5 km hingga ke lokasi curug.
Akhirnya sampailah juga di curug yang dimaksud. Mula - mula kita temui sungai
agak lebar tetapi sedikit airnya. Di
ujung sungai terdapat sebuah curug yang
tidak tinggi dan aliran airnya tidak begitu deras. Curug yang pertama kita lihat
ini adalah Curug Handap yang merupakan bagian dari
aliran Curug Blek yang berada di atasnya. Meskipun tidak sebesar Curug
Blek, curug ini lumayan indah karena meliuk keluar dari batuan besar. Bolehlah kita beristirahat
sejenak mengumpulkan tenaga setelah perjalanan melelahkan. Nah, sekarang kita naik ke atas
menuju Curug Blek, tinggal menaiki trap tangga
beton. Harus hati – hati
karena lumayan licin karena basah oleh cipratan air. Akhirnya
sampailah kita ke Curug Blek.
Curug Batu Blek
Curug Batu Blek memang
tergolong rendah, sekitar 10 m, tetapi pancuran airnya deras. Airnya sangat
dingin dan segar, rasanya kalo minum langsung dari pancurannya lebih nikmat
dari air minum kemasan. Kolam tempat jatuhnya air tidak
begitu dalam dan nyaman untuk dipijak karena dasarnya adalah batuan bulat. Disarankan tidak menyambut
langsung jatuhnya air karena sangat deras yang efeknya seperti menerima beban
puluhan kilogram. Lebih baik di cipratan airnya saja, dan itu juga sudah membuat
segar di badan. Usai kita puas mandi dan berfoto - foto, kita pulang
meninggalkan curug.
Sebenarnya masih ada curug yang juga cukup indah dan jernih. Curug ini adalah
Curug Oni. Bila kita ingin melanjutkan perjalanan ke curug ini, kita masuk lagi
ke dalam dari Curug Blek. Trek perjalanan ini benar – benar sulit karena belum
ada jalan jalan setapak dan menerobos hutan belukar yang cukup lebat. Kurang
lebih sekitar 1,5 km dari Curug Batu Blek, kita sampai di lokasi Curug Oni.
Curug dengan ketinggian sekitar 30 meter ini menawarkan pemandangan yang benar2
asri karena letaknya di tengah – tengah hutan dan sudah pasti airnya seger
banget, dingin sama seperti Curug Blek. Disebut Curug Oni karena mungkin ada
tokoh lokal yang menemukan curug ini. Sebaiknya kalau ingin menuju curug ini
setelah dari Curug Blek masih ada sisa tenaga dan perbekalan. Dan jangan lupa
waktunya masih cukup karena kalau sudah sore kemungkinan bisa bermalam di
jalan.
3.
Curug
Bunar
Berada di kaki Gunung
Cakrabuana tepatnya di Kampung Bunar, Desa Sukapada, Kecamatan Pagarageung.
Akses jalan menuju Curug Bunar adalah dari jalan utama Bandung - Tasik, ambil
simpang jalan pamoyanan ke arah Kecamatan Pagarageung dengan jalan berupa jalan
aspal mulus. Selanjutnya masuk ke perkebunan teh Kampung Bunar, Desa Sukapada dengan
kondisi jalan sempit dan merupakan jalan aspal terkelupas bercampur batu serta
dengan kemiringan cukup terjal. Jalan tersebut masih layak untuk dilalui
kendaraan roda 4, hanya perlu kondisi kendaraan yang prima.
Jalan terakhir berupa tanjakan curam hingga
batas akhir kampung. Sepanjang jalan mendekati batas akhir kanan kiri jalan
berupa kebun teh. Perkebunan teh seluruhnya merupakan perkebunan milik rakyat
yang dikelola oleh KUD setempat. Di perkampungan terakhir kita titipkan
kendaraan roda 4 maupun roda 2 karena berikutnya kita akan melalui jalan
setapak di dalam kebun teh.
Kebun teh langsung menyambut kita dengan
suasana yang sejuk segar dan pemandangan luar biasa. Tidak seberapa jauh kita
melangkah, kita akan disuguhi pemandangan yang indah yaitu lapangan rumput yang
cukup luas dengan sekitarnya adalah kebun teh. Lapangan tersebut sering
digunakan untuk lokasi kemah sekolah di sekitar kecamatan. Tetapi memang lokasi
ini patut dipuji dan tidak kalah bagus dengan camping ground yang dikelola
swasta, apalagi sekitarnya adalah kebun teh rakyat.
Jalan menuju curug lumayan agak
berat karena medan naik turun dengan jarak tempuh sekitar 1,5 km. Ketika sampai
di Curug Bunar, kita akan dibuatnya terpesona. Curug ini terdiri dari 2
tingkat. Tingkat pertama berupa curug dengan ketinggian sekitar 10 m. Di curug
inilah yang paling enak untuk mandi dan menikmati guyuran air curug. Sedangkan
di curug kedua dengan keetinggian sekitar 20 m masih bisa juga untuk dinikmati
kesegaran airnya tetapi harus hati- hati karena batuan cukup licin. Sekali
jatuh cukup fatal akibatnya karena langsung ke aliran curug berikutnya. Tetapi
kedua tingkat curug tersebut sangat segar sekali dan tidak ada salahnya
menyicipi pancuran curug.
4.
Curug
Cibadak – Gede Bangkong
Sebenarnya Curug Gadog Bangkong, Curug
Cibadak dan Curug Batu Blek (Curug Blek) berada dalam satu wilayah Desa Santana
Mekar, Kecamatan Cisayong. Hanya saja Curug Blek diakses dari jalan yang
berbeda.Sedangkan untuk 2 curug lainnya diakses dari simpang jalan ke Desa
Santana Mekar, dari jalan Singaparna - Ciawi.
Bila berkendaraan roda 4 mobil diparkir di
perumahan sebelum tanjakan tinggi.Jalan menuju bukit dengan tanjakan tinggi
berupa jalan semen.yang hanya cukup untuk motor. Jarak tempuh dari tempat menaruh
mobil hingga lokasi curug sekitar 2,5
km. Apabila menggunakan motor bisa
sampai mendekati curug. Namun
untuk itu harus berhati - hati karena jalan sempit dan tepinya adalah jurang
yang dalam dan medannya curam.
Setelah menempuh perjalanan sampailah kita di shelter sederhana. Disini
kita sudah bisa melihat Curug Gado Bangkong dari kejauhan, yang menunjukkan
curug tersebut cukup tinggi dan besar. Untuk
menuju curug kita kaki harus masuk ke aliran air (creeks) semata kaki karena tidak jalan tanah. Terasa dingin dan segar airnya. Tidak jauh, sekitar 50 meter
sampailah ke Curug Gede Bangkong. Curug Gado Bangkong Mandi
di sekitar jatuhnya air akan terasa sangat segar. Di tempat persis jatuhnya air
cukup dalam sekitar 2 meter tapi kedalamannya bertahap.
Curug satu lagi adalah Curug Cibadak dengan
jarak sejauh kurang lebih 1,5 km. Dari shelter kita terus naik ke atas bukit
hingga menemui areal persawahan. Lalu mengikuti pematang besar menuju sebuah
rumah.Dari rumah ini kemudian masuk ke daerah semak belukar dan turun
sedikit.Tidak lama kita menjumpai Curug Cibadak.Curug ini merupakan sungai
kecil yang mengalir dan kemudianjatuh tidak terlalu tinggi sekitar 10 m lewat
sebuah batu besar.
Yang menarik adalah batu-batu besar yang
licin dan hitam kontras dengan air sungai dan curug yang bening.Hanya untuk
perhatian agar hati - hati di tempat yang tinggi karena umumnya bahaya
terpeleset akan berakibat fatal.
5.
Curug
Cikadu
Keberadaan curug ini tidak
begitu populer meskipun letaknya relatif mudah dijangkau. Dari jalan utama
Bandung-Tasik, tepatnya di simpang jalan menuju Desa Cikadu, Kecamatan
Cisayong. Jalan menuju ke desa tersebut masih berupa aspal yang terkelupas
dengan lebar yang masih cukup dilalui oleh 2 kendaraan berpapasan. Kanan kiri
jalan adalah didominsi oleh lahan pertanian dan perkampungan.
Secara administratif, Curug
Cikadu berada di Dusun Cipurut, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten. Untuk
menuju curug ini, apabila dari arah Tasikmalaya, maka letak lokasi tersebut
setelah Ciawi dan sebelum Pamoyanan. Dari jalan raya masuk ke jalan desa dengan
kondisi aspal baik. Kurang lebih 1,5 km kita akan menjumpai simpang jalan
menuju Dusun Cipurut dengan plang kecil di sisi simpang jalan. Setelah itu
jalan ke Dusun Cipurut lebih sempit tetapi masih cukup baik.
Letak curug ini tidak jauh
dari jalan desa sehingga terlihat dari kejauhan. Persisnya di belokan dan
tanjakan jalan dimana terdapat tanah kosong rerumputan bercampur batuan dengan
bangunan irigasi. Curug Cikadu dengan ketinggian sekitar 40 m sebenarnya cukup
indah. Sayang pada waktu pengambilan gambar di tengah musim kemarau yang
panjang sehingga debit air tinggal sedikit. Namun dilihat dari dinding curug
yang ada diperkirakan apabila musim hujan dengan debit air yang cukup besar,
aliran air curug akan nampak seperti tirai air dan satu aliran yang lebih
deras.
6.
Curug
Cimanitin
Curug Cimanintin perlahan
mulai dikenal orang sebagai tempat tujuan wisata alam yang menantang. Letak
lokasi Cimanintin di Kampung Babakan Joho, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salopa.
Dari jalur Tasikmalaya masuk ke simpang jalan Salopa, terus jalan hingga
bertemu simpang jalan menuju kampung Joho. Sampai di Kampung Joho pengunjung
harus menitipkan kendaraan roda 4 maupun roda 2 karena merupakan ujung jalan
pemukiman.
Mengingat jalan menuju curug
melewati ladang, sawah, kebun dan semak belukar, disarankan kita menyewa
seorang anak atau penduduk desa sebagai pemandu jalan. Anggap saja sedekah
membantu mereka. Perjalanan menuju curug sekitar 3 km.
Seterusnya kita jalan kaki melewati
sawah, kebun, tegalan dan belukar akhirnya sampai pada batu besar. Dari balik
batu besar itulah terlihat curug yang kita cari dari ketinggian sekitar 80 m.
Curug Cimanintin berbentuk seperti tirai
air yang cukup deras. Kita bisa bermain - main di bawah curahan air karena
tidak begitu berbahaya dan kedalaman kolamnya sebatas perut. Airnya cukup
jernih dan dingin. Sayang pengambilan gambar curug ini pada saat kemarau
panjang sehingga tidak banyak air yang keluar. Tetapi hati sudah sangat puas,
puas menempuh perjalanan yang menguji fisik, mental dan otak (mengatur strategi
memilih jalan), puas memandang panorama yang luar biasa dan tentunya berhasil
menemukan curug yang indah ini.
7.
Curug
Cimedang dan curug – curug sekitarnya
Curug Cimedang berada dekat dengan Malaganti
Center, sebuah padepokan budaya dan pesantren yang berada di Kecamatan
Sariwangi. Secara administratif terletak di Kampung Malaganti, Desa Raharja,
Kecamatan Sariwangi. Jalan menuju kecamatan tersebut melalui Singaparna baik
dari arah bundaran atau alun – alun Singaparna atau dari arah jalan lingkungan
sebelum masuk kota Singaparna. Jalan menuju Kecamatan Singaparna berupa jalan
aspal mulus meskipun agak sempit. Perjalanan terus hingga Malaganti Center lalu
dilanjutkan ke arah kebun campur masyarakat.
Pada
simpang pertama setelah Malaganti terdapat plang kecil yang mengarahkan jalan
ke curug. Dari simpang kita terus dapat berkendara di atas jalan tanah
pengerasan sampai ke tempat parkir. Dari tempat parkir kita berjalan kaki
melalui jalan setapak yang sudah dirapihkan oleh masyarakat setempat. Daya
tarik Curug Cimedang bagi pengunjung adalah alam sekitar curug yang masih asri
sehingga memberi kesegaran. Selain itu air curug lumayan jernih dan deras.
Mengenai bentuk curugnya yang hanya berketinggian kurang dari 10 m, adalah
adanya rongga sehingga tampak unik. Sebelum curug terdapat pohon besar yang bagian akarnya berongga. Sering digunakan untuk menaruh sesajen untuk tujuan tertentu.
Sekitar Curug Cimedang menurut penduduk sebenarnya terdapat 2 curug lagi yang sementara diberi nama Curug Luhur 1 dan Curug Luhur 2. Hanya sayang lokasi curug - curug tersebut sulit dijangkau. Mungkin obyek yang cukup indah adalah Leuwi Nini, Leuwi adalah kata bahasa Sunda yang berarti lubuk atau kubangan besar. Nama Leuwi Nini karena letaknya di wilayah yang terpencil dan agak - agak mistis. Membutuhkan perjuangan melewati semak belukar dan kondisi medan naik turun. Sampai di Leuwi Nini kita mendapatkan suasana yang teduh, sejuk dan hening. Tidak ada salahnya kita berendam disini, menikmati dingin dan segarnya air.
Sekitar Curug Cimedang menurut penduduk sebenarnya terdapat 2 curug lagi yang sementara diberi nama Curug Luhur 1 dan Curug Luhur 2. Hanya sayang lokasi curug - curug tersebut sulit dijangkau. Mungkin obyek yang cukup indah adalah Leuwi Nini, Leuwi adalah kata bahasa Sunda yang berarti lubuk atau kubangan besar. Nama Leuwi Nini karena letaknya di wilayah yang terpencil dan agak - agak mistis. Membutuhkan perjuangan melewati semak belukar dan kondisi medan naik turun. Sampai di Leuwi Nini kita mendapatkan suasana yang teduh, sejuk dan hening. Tidak ada salahnya kita berendam disini, menikmati dingin dan segarnya air.
Curug Luhur 1 dari kejauhan
Leuwi Nini
8.
Curug
Ciparay 1 dan Curing Ciparay 2
Letak curug ini adalah di
Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang. Akses masuk adalah sebelum Singaparna
terdapat jalan ke arah Sariwangi. Kita ambil jalan tersebut dan terus mengikuti
jalan utama hingga sampai simpang jalan ke arah Cidugaleun. Di simpang kita
belok kiri ke arah Cidugaleun. Kondisi jalan aspal mulus hingga mencapai
jembatan yang baru diresmikan bulan Januari 2016. Tidak jauh dari jembatan
kondisi jalan berupa aspal rusak.
Tiba di desa Cidugaleun
terus jalan ke arah kampung Parentas. Sayangnya kondisi jalan buruk dan sempit.
Di sekitar kampung tersebut terdapat plang kecil petunjuk letak Curug Ciparay.
Di sekitar tempat itulah kita memarkirkan kendaraan roda 4 dan roda 2.
Perjalanan ke lokasi pun harus ditempuh
dengan jalan kaki sejauh 1,5 km dengan kemiringan yang cukup curam sehingga
bakal menguras tenaga.
Jalan ke curug berupa jalan
setapak dengan kondisi tanah keras. Turunan jalan cukup curam, jadi harus hati
- hati terutama bila musim hujan karena kondisi tanah licin. Tidak lama kita
turun sudah terlihat dari kejauhan Curug Ciparay. Ada sedikit gangguan yaitu
terputusnya jalan setapak tapi masih bisa dilalui karena ada beberapa batang
kayu sebagai jembatan penghubung. Sekitar perjalanan berupa hutan belukar.
Tidak heran karena termasuk dalam kawasan hutan lindung di bawah pengawasan
Perhutani.
Sampailah kita di Curug
Ciparay. Sungguh suatu pemandangan yang
luar biasa. Di lokasi Curug Ciparay terdapat 3 aliran curug dengan ketinggian
relatif sama yaitu sekitar 80 m. Yang paling besar adalah Curug Ciparay itu sendiri.
Curug yang kedua berupa dua aliran curug
kembar yang curahannya tidak sederas Curug Ciparay. Karena curug
tersebut belum diberi nama, mungkin sementara namanya Curug Ciparay 1 dan
Ciparay 2. Satu curug lagi yang posisinya disamping Curug Ciparay adalah
seperti lembaran air yang mengalir seperti saweran. Karena itu bisa juga
disebut Curug Sawer.
Curahan Curug Ciparay sangat besar. Dengan
jatuh dari ketinggian sekitar 80 m dan debit air yang sangat besar tidak
mungkin kita tepat mandi di bawahnya. Terbayangkan hantaman beban yang sangat
besar akan berbahaya sekali. Bahkan kalau ada angin sepertinya aliran curug
berjalan, yang sebenarnya hanya sebagian saja. Disamping itu dasar kolam yang
berbatuan dan cukup dalam di atas 2 m
akan berbahaya bagi pengunjung jika terhempas oleh jatuhan air ke dalam kolam.
Sebaiknya kita menikmati di pinggiran
kolam curug di Curug Sawer atau Curug Kembar. Batu-batuan besar yang diselimuti
lumpur dan lumut membuatnya menjadi licin untuk dilalui.
9.
Curug
Cinila dan Curug Leuwi Hideung
Salah satu curug alam yang lokasinya mempunyai tingkat
kesulitan tinggi adalah Curug Cinila. Curug ini ada juga yang menyebutnya Curug
Meber. Terletak di Kampung Cingaloma, Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang,
searah ke lokasi Curug Ciparay yang terkenal itu. Jalan yang mendaki ke arah
Cidugaleun dengan jalan berbatuan lumayan menyulitkan laju kendaraan. Setelah
melewati 2 perkampungan akhirnya kita sampai di jalan masuk menuju Cingaloma. Letak
jalan tersebut di sebelah kanan yang hanya cukup dilalui kendaraan roda 2. Ada
papan nama jalan desa Cingaloma yang kecil sehingga kita harus jeli melihatnya.
Kendaraan roda 4 terpaksa parkir disini sedangkan kendaraan roda 2 bisa masuk
hingga madrasah. Jarak dari jalan masuk ke lokasi curug sekitar 3,5 km
sedangkan dari madrasah dimana motor diparkir sekitar 2,7 km. Perjalanan ke
lokasi curug memutar dan menyeberangi sungai.
Arah perjalanan menuju lokasi curug berliku melewati
sawah, tegalan, kebun, semak belukar sehingga harus banyak bertanya kepada penduduk.
Sementara kondisi menanjak dan menurun dengan terjal di atas 45 derajat. Mungkin
yang cukup mendebarkan adalah harus meniti jalan sempit yang hanya dapat
dilalui 1 orang saja di pinggir jurang yang dalam. Jalan tersebut berdampingan
dengan saluran irigasi. Berbahaya memang karena jurang tersebut nyaris tegak
lurus dengan kedalaman di atas 100 meter. Sebaiknya bagi yang kondisinya lemah lewat
parit tebing di sebelah kanan yang sebagian ada genangan air.
Setelah melewati daerah yang berbahaya kurang lebih 200
meter kita akan sampai daerah yang lebih aman dimana dari kejauhan kita akan
melihat Curug Cinila. Tidak tinggi, hanya sekitar 5 meter tapi memancarkan air
yang sangat deras dan jernih. Di sekitar curug terdapat juga aliran air yang
keluar dari dinding tebing dan masuk ke hulu sungai dimana bergabung dengan
aliran air dari Curug Cinila. Lingkungan sekitar yang masih asri ditambah
dengan curug yang benar - benar deras membuat kita tidak sabar untuk mandi.
Sebenarnya di bagian atas Curug Cinila terdapat satu
curug lagi. Nama curug tersebut belum resmi. Namun karena letaknya di dalam
hutan maka disebut dengan Curug Leuweung Hideung. Kondisinya hampir sama dengan
Curug Cinila yang tidak tinggi tetapi memancarkan air yang deras dan jernih.
Jalan menuju kesana kurang lebih 500 meter berupa semak belukar.
10. Curug Cipinaha
Curug Cipinaha berada di Dusun (Kampung)
Sukasirna, Desa Malatisari, Kecamatan Gunung Tanjung. Akses menuju kesana, dari kota Tasikmalaya ke
Manonjaya kemudian ambil jalan ke arah Gunung Tanjung. Sampai di pasar Gunung
Tanjung kemudian belok kiri ke arah
jalan Desa Cikembang kemudian Desa Poponcol dan terakhir jalan Desa Malatisuka.
Kurang lebih jaraknya 7 km dengan kondisi jalan pertama berupa aspal lalu jalan
semen yang keduanya dalam kondisi bagus.
Akhirnya kita sampai di simpang
menuju Curug Cipinaha. Apabila menggunakan mobil, kita
harus menitipkan sebelum jalanan turunan lalu menggunakan jasa ojek, dengan
tarif Rp. 10.000. Motor bisa terus jalan
hingga tempat parkiran motor. Bila ingin jalan kaki dari tempat parkir mobil
kurang lebih perjalanan sejauh 2 km dengan jalan ekstrim
menurun, lumayan nanti pulangnya akan sangat menguras tenaga.
Sampai di tempat parkir
motor, kita berjalan kaki dengan mengikuti aliran sungai ke arah hingga lokasi curug. Tidak
begitu jauh. Bagian awal curug berupa daerah
berbatuan yang dialiri air dari arah curug. Di lokasi
curug kita langsung menyaksikan megahnya Curug Cipinaha
itu. Banyak pengunjung yang datang pada hari
libur.
Di lokasi curug terdapat kolam 2 tingkat.
Tingkat pertama yang paling luas dan dialiri jatuhan air curug dari kolam
pertama. Di kola ini kita dapat berendam atau berenang karena cukup luas. Ada
bagian yang cukup dalam yaitu sekitar 1,5 m sehingga harus hati – hati. Satu
lagi kolam berada di atas kolam pertama yang merupakan cekungan tempat
menampung jatuhnya air curug besar. Tidak ada akses ke sana kecuali harus
merayap di dinding berbatu dengan tinggi sekitar 1 m yang lumayan licin.
Berbahaya bagi yang tidak biasa memanjat tebing. Dan nanti untuk turun tiada
lain kecuali terjun ke kolam. Nikmati sensasinya
Di
sekitar curug sudah dibuatkan jalan setapak oleh penduduk menuju tempat curug.
Terdapat juga 2 warung di sekitarnya. Sayang, pengunjung melupakan kebersihan
sehingga banyak sampah berserakan baik di jalan maupun di aliran curug.
11. Curug Cinunjang dan
Curug – Curug Sekitarnya
Lokasi Curug ini berada dalam satu kecamatan
dengan Curug Sawer dan Curing Aboh dari Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Jatiwaras. Rute yang bisa di ambil ada dua
arah yaitu : 1. Dari jalan arah Salopa yang berupa jalan aspal bagus hingga
simpang jalan yang dikenal dengan pangkalan ojek Pasir Gintung yang menuju ke
Jatiwaras. Rute lainnya adalah masuk dari
daerah Cibalong kemudian belok kiri ke arah Bantar Payung hingga melintasi
jembatan gantung di atas aliran sungai Ciwulan. Setelah itu kita menemukan
jalan hotmiks hingga simpang menuju kampung Cinunjang dan berlanjut dengan
jalan aspal berbatu.
Curug Cinunjang berada di Dusun Cinunjang, Desa Mandala
Mekar, Kecamatan Jatiwaras. Apabila telah sampai di daerah Cinunjang, kita menitipkan
kendaraan. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak, pematang sawah, ladang dan semak belukar. Jangan lupa banyak bertanya
penduduk karena tidak ada jalur khusus ke curug. Meskipun demikian jalan menuju
curug tidak seberapa jauh kurang dari 1 km.
Sampailah kita di Curug Cinunjang yang
berada di sekitar pepohonan dan belukar. Cukup asri dan rindang. Curug
Cinunjang ini mempunyai ketinggian
sekitar 40 meter dengan aliran air yang jernih dan lumayan deras. Kita dapat
bermain air di kolam tempat jatuhnya air. Posisi jatuhnya air agak melebar
tidak terkonsentrasi pada satu tempat sehingga lebih seperti saweran air
meskipun dengan jumlah yang agak deras.
Bila ada anak – anak bolang (sebutan untuk
anak – anak penduduk setempat yang suka main di alam bebas) kita bisa minta
antar ke Curug Jawa. Hal tersebut karena jalan menuju kesana harus melalui
sungai, semak belukar yang tak mungkin dikenali oleh bukan orang setempat.
Belum lagi kalau kita pulang bisa – bisa tersasar. Dan yang paling penting
adalah daearah cukup bahaya dengan tebing dan batuan yang licin.
Curug Kancil
Di perjalanan menuju Curug Jawa kita
terlebih dahulu menemukan curug kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan
Curug Kancil. Meskipun pendek tetapi aliran airnya (yang berasal dari aliran
Curug Cinunjang) lumayan
deras. Letaknya yang berada di antara batuan dan semak belukar memberi kesan
liar. Curug ini berada di pertengahan jalan menuju Curug Jawa.
Curug Jawa
Sampai di Curug Jawa kita benar – benar
puas. Ya, puas karena petualangannya juga keindahan curug serta segarnya air.
Tidak begitu tinggi, masih di bawah Curug Cinunjang, mungkin sekitar 30 m.
Entah kenapa disebut Curug Jawa, tak ada yang bisa menjawab. Mungkin ditemukan
oleh orang Jawa.
12. Curug Citiis Padakembang
Tidak seperti curug lainnya,
tujuan ke curug ini disamping menikmati pemandangan yang indah dan segarnya air
curug, untuk yang berkeyakinan terhadap hal-hal berbau mistik maka disinilah
tempatnya. Letak Curug Citiis di Desa Padakembang, Kecamatan Padakembang. Arah
menuju kesana sama dengan jalan menuju ke kawasan wisata Gunung Galunggung.
Simpang jalan menuju Desa Padakembang jauh sebelum tanjakan jalan ke
Galunggung.
Kendaraan roda 4 tidak bisa
masuk lebih jauh ke dalam. Sedangkan untuk motor harus dipastikan kondisi motor
sehat dan pemotor harus cukup trampil melewati trek sempit dan tanjakan
berliku. Bila tidak disarankan sewa ojek. Dari tempat parkir mobil hingga ke
lokasi curug sekitar 3 Km.
Sumber foto : https://firdauusr.blogspot.co.id/2015/10/citiispadakembang.html
Sumber foto : https://firdauusr.blogspot.co.id/2015/10/citiispadakembang.html
Curug Cittis memang standar
untuk pemandangan curug. Tapi nilai lebihnya adalah airnya yang sangat segar
dan dingin karena langsung dari sumber air gunung serta pemandangan sekitarnya
yang indah dan alami. Selain itu sudah cukup lama curug ini menjadi semacam
tempat titual atau istialh bahasa Sunda adalah pananyaan. Banyak orang mengalap
berkah dengan air curug ini karena diyakini memiliki banyak khasiat. Hal itu
juga dikaitkan dengan keberadaan makam Eyang Prabu Semplak Waja, Eyang
Tajimalela dan Eyang Susuk Tunggal.
Lanskap sekitar perjalanan
cukup indah, yang merupakan perpaduan antara hamparan sawah dan kebun rakyat.
Sebelum tiba di curug kita akan menemukan sebuah rumah tradisional berbentuk
unik.
13. Curug Dengdeng Cikatomas
Curug Dengdeng Cikatomas memberkan
pemandangan miniatur Niagara. Tebing jeramnya lebar, dengan debit air cukup deras.
Jalur masuk ke curug ini adalah melalui jalur jalan Salopa - Cikatomas. Setelah
pom bensin Cikatomas belok kiri ke arah Tawang. Kurang lebih 10 km sampai ke
pengkolan jalan ke Desa Cogreng. Hanya ada secuil informasi yaitu papan kecil petunjuk
lokasi. Jalan masuk ke Desa Cogreng berupa jalan makadam (jalan batu
diperkeras). Untuk kendaraan roda 4 kita hanya sampai sekitar kandang ayam. Sedangkan
untuk motor dapat terus hingga dekat sungai dengan catatan kondisi jalan
sehabis hujan sangat lengket, sempit dan sedikit ada tanjakan.
Jalan kaki dari tempat parkir
mobil hingga lokasi curug sekitar 2 km. Kondisi jalan berbatuan bercampur
tanah. Ada sedikit tanjakan setelah melewati lebak (dataran rendah). Sekitarnya
merupakan tanah pertanian lahan kering (tegalan) dan sedikit semak belukar. Ketika
kita sampai di pinggir sungai tempat curug, kita harus turun melewati semak -
semak hingga bertemu dengan sungai. Disinilah kita langsung menemui curug
yang megah terjun dari tebing tegak
lurus seperti jeram Niagara. Ketinggian curug diperkirakan 30 m.
Kita bisa bermain - main air
di bawah curahan air di tebing pertama. Air yang deras dan dingin begitu sampai
di tubuh terasa sekali pukulannya. Airnya cukup jernih karena dasar di sungai
atas adalah batuan sehingga tidak banyak lumpur yang terbawa. Untuk keamanan,
mendekati jeram pada tebing kedua harus ekstra hati - hati karena batuannya
cukup licin. Tergelincir akan segera terbawa aliran air dan jatuh ke dasar
curug dari keringgian 50 m.
Curug Dengdeng terdiri dari
3 tingkatan. Tingkat yang pertama adalah dari sungai kemudian turun dari tebing
pertama melewati jalan setapak semak - semak. Sedangkan untuk tingkatan di
bawah berikutnya harus lebih susah lagi yaitu menuruni tebing berbatuan yang
curam
14. Curug Dengdeng Cipatujah dan Curug Caringin
Banyak orang salah kaprah
dengan nama Curug Dengdeng Tasikmalaya. Orang merasa sudah mengunjungi Curug
Dengdeng di Cipatujah atau Cikatomas, padahal di kedua tempat tersebut masing -
masing ada Curug Dengdeng. Hal itu karena disamping namanya yang sama juga
bentuk fisiknya sedikit mirip. Curug Dengdeng baik di Cipatujah maupun di
Cikatomas sama - sama berbentuk seperti air terjun Niagara. Hanya tinggi tebing
pertama di Curug Dengdeng Cipatujah lebih pendek. Waktu terbaik mengunjungi
Curug Dengdeng Cipatujah dan Cikatomas adalah pada awal musim kemarau dimana
air masih tersedia cukup banyak tetapi air jernih karena hujan sudah jarang
sehingga tidak banyak erosi.
Secara administratif Curung
Dengdeng Cipatujah berada di Kampung Caringin, Desa Cikawung Gading, Kecamatan
Cipatujah. Selain melalui jalan darat ke Kampung Caringin, kita juga dapat
mencapai Curug Dengdeng dari tebing terbawah melalui Sungai Cilangla dengan
perahu. Baru setelah itu memanjat naik tebing untuk mencapai hulu curug.
Keuntungan bila masuk dari sungai akan lebih luas pemandangan curug yang bisa
dilihat. Sedangkan sungai yang mengalir di curug atas adalah Sungai Cikembang.
Akses menuju Curug Dengdeng
dimulai dari jalan raya pantai selatan Cipatujah - Pangandaran. Berikutnya
adalah simpang jalan Cikawung Gading yang berada dekat dengan kantor desanya.
Kondisi jalan desa berupa jalan makadam atau batu pengerasan sehingga bisa
dilalui kendaraan roda 4 dan 2. Jarak tempuh dari jalan raya hingga akhir jalan
di Kampung Caringin sejauh kurang lebih 4 km. Kita bisa titipkan kendaraan di
halaman rumah penduduk.
Perjalanan selanjutnya akan
melewati hutan jati, sawah dan tegalan. Sebenarnya supaya lebih lancar kita
sebaiknya menggunakan jasa pandu anak - anak karena tidak ada jalan setapak
khusus ke arah curug jadi akan meraba - raba. Disamping itu keberadaan anak -
anak sangat bermanfaat ketika kita hendak turun tebing ke tingkat curug di
bawahnya karena hanya dengan batang yang diberi tatakan sehingga harus
disangga. Selain itu ketika musim hujan air menutupi seluruh permukaan sungai
sehingga kita tidak tahu tiba - tiba ada legokan dalam. Dan ini sangat
berbahaya bila terpeleset akan terbawa arus dan jatuh dari ketinggian yang di
bawahnya sudah menanti batuan besar. Iiihh..ngeri..
Kita bisa turun ke tebing
selanjutnya melalui bagian yang kering. Disini hanya tersedia sebatang
gelondong kayu yang sudah ditatah membentuk anak tangga. Amat sulit menuruni
batang setinggi 2 m itu tanpa bantuan orang lain. Di tebing kedua, pemandangan
curug tidak kalah indahnya. Tebing curug lebih lebar sehingga aliran air lebih
deras. Di sisi tebing lainnya juga ada curug yang keluar dari batu-batuan.
Ini menambah indah di tebing kedua dan
lebih asyik untuk bermain - main. Banyaknya curahan air di sekeliling areal
curug membuat kita seakan - akan seperti di waterpark. Sekali lagi mengingat
batu - batuan sedikit berlumpur sehingga harus hati - hati bila melangkah pada
areal dekat dengan jurang. Sangat riskan bila terpeleset. Selebihnya...nikmati
bermain air di Curug Dengdeng dan ber-selfie ria.
Masih ada satu curug lagi
yaitu Curug Caringin. Lokasinya dari Curug Dengdeng arah pulang melalui jalan
setapak menyimpang dari jalan pertama menuju Kampung Caringin. Hanya curug
tunggal dengan ketinggian 20 m. Kita hanya bisa melihat dari awal jatuhnya
curug di tebing. Bila ingin melihat bentuk curug dari bawah harus menuruni batu
- batuan besar tapi licin. Agak berbahaya memang. Sesampainya kita di bawah
hanya di bagian pinggir saja jadi tidak langsung berhadapan dengan curug. Tapi
sudah lumayan indah.
15. Curug Gedus
Salah satu curug yang mempunyai keunikan dan
belum banyak didatangi wisatawan adalah Curug Gedus. Secara administratif
Curing Gedus, berada di Dusun Bubuay, Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodong
Hilir. ini merupakan bagian dari wilayah Tasik selatan dengan kecamatan
berbatasan adalah kecamatan Taraju, Bantarkalong, Parung Ponteng dan Pamijahan.
Jalan menuju Sodong adalah melalui jalan Singaparna – Taraju lalu tiba di
persimpangan masuk ke arah Puspahiang – Sodong.
Perjalanan menuju Sodong sudah berupa aspal
bagus kecuali beberapa tempat yang berlubang dan sebagian tergerus oleh
longsor. Waktu perjalanan kurang dari 2 jam hingga pasar Sodong. Setiba di pasar kita ambil jalan ke desa Sepat Nunggal
dengan kondisi jalan yang baru di beton pada sebagian jalan sedangkan sebagian
lainnya berupa jalan pengerasan, dengan jarak kurang lebih 11 Km hingga tiba di
lokasi tempat parkir kendaraan sebelum ke curug.
Curug Astana
Menjelang sampai di lokasi curug kita terlebih
dahulu menemukan Sungai Cisodong yang cukup lebar dimana salah satu bagiannya
sedikit patah seperti curug pendek. Orang setempat menyebutya Curug Astana,
karena dekat dengan tempat pemakaman umum. Memang sih, agak hening kalau kita
bermain di curug tersebut.
Akhirnya kita sampai di
lokasi dekat dengan Curug Gedus. Menuju lokasi curug kita harus jalan kaki karena melewati
semak belukar dan saluran irigasi. Di daerah
pesawahan kita sudah dapat melihat dari kejauhan Curug
Gedus. Curug ini merupakan aliran air dari sungai Cisodong. Tidak begitu sulit
turun dari daerah persawahan ke curug meskipun harus rela berkotor ria. Hati –
hati jangan sampai merusak tanaman milik penduduk, kasihan mereka susah payah
menanam tapi kita enak saja merubuhkannya.
Saat kita sampai di lokasi curug kita aka
terpesona dengan keindahannya. Tidak kalah dengan Curug Dengdeng, tetapi punya
keunikan tersendiri. Bentuknya adalah melebar sekitar 50 meter seperti busur
atau hampir setengah melingkar. Biasanya curug adalah garis horisontal tetapi
ini agak melengkung. Sedangkan tinggi curug sekitar 20 meter.
Pada bagian curug pertama hanya ada curug
dengan lantai bawah tempat jatuhnya air hanya setinggi tumit sehingga kita
hanya dapat menikmati jatuhnya air. Sedangkan d bagian curug kedua terdapat
kolam yang cukup dalam dan lebar. Tapi hati – hati berenang disini karena
bagian dekat curug cukup dalam yaitu sekitar 2 m. Antara bagian pertama dengan
bagian kedua dipisah oleh sungai kecil tapi cukup deras dengan batuan licin.
Kedua bagian curug tersebut mempunyai panorama yang sama – sama indah.
Di bagian atas curug sesungguhnya merupakan
sungai Cisodong yang hanya mengalir di bagian sisi. Rupanya di bagian atas
terdapat tembok penampung air yang dimanfaatkan sebagai dam irigasi untuk
mengairi areal pesawahan. Di bagian atas ini terdapat pemandangan unik yaitu
jembatan besi gantung. Sangat indah untuk tempat foto. Setelah main di curug
kita langsung mengunjungi jembatan gantung yang tepat berada sekitar 50 meter
dari curug Gedus, berada sebelah atas dari sungai ini. Tertarik ke jembatan itu
? Kita harus naik dulu ke bagian sisi jembatan.
Jembatan gantung tersebut hanya sesekali digunakan penduduk karena
kondisinya selain tak layak juga sangat berbahaya. Untuk melewati selain butuh
nyali juga kehati – hatian tingkat tinggi. Betapa tidak karena papan jembatan
sudah banyak yang lepas dan dapat bergeser. Beberapa papan bahkan hanya berupa
kulit pohon kelapa yang tipis. Lebih baik hanya coba di bagian ujung saja dan
itupun jangan dimuat lebih dari 5 orang, khawatir roboh. Tetapi bagi yang siap
dan fokus, gunakan kesempatan ini untuk merasakan ketinggian dengan kondisi
yang sangat berbahaya. Sangat indah pemandangan dari atas jembatan ke arah
sungai dan areal persawahan.
BOLAVITASPORTS PREDIKSI SKOR TERPERCAYA DAN TERAKURAT
BalasHapusJADWAL SABUNG TERLENGKAP agen adu ayam terbesar sejak 2014
jadwal sabung ayam terlengkap dan terupdate 26-02-2019
cek segera dan daftarakun akun S128 / SV388 / KUNGFUCHICKEN
bersama agen ami b-o-l-a-v-i-t-a fun
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BO-L-A-V-I-T-A
WA: +62-8-1-2-2-2-2-2-9-9-5